JAKARTA, DISWAY.ID-- Hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pada kasus pilot dan kopilot maskapai Batik Air sama-sama tertidur selama 28 menit saat pesawat terbang dari Kendari Sulawesi Tenggara ke Jakarta, terungkap bahwa kopilot kurang istirahat.
Diketahui peristiwa ini terjadi pada 25 Januari 2024. Pesawat itu terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, menuju Bandara Halu Oleo di Kendari.
Menurut hasil keterangan yang diterima KNKT, Kopilot mengaku kelelahan karena membantu mengurus bayi kembarnya yang berusia 1 bulan dan sempat pindah rumah.
"Selama persiapan penerbangan, second in command (SIC atau kopilot) mengabarkan pilot in command (PIC atau pilot) bahwa dia kurang istirahat," tulis KNKT dalam laporan pendahuluan (preliminary report) terkait penerbangan tersebut, Sabtu 9 Maret 2024.
Diketahui, pada 22 Januari, kopilot memiliki satu jadwal penerbangan dengan total penerbangan 1 jam 2 menit.
BACA JUGA:Batik Air Gagal Mendarat di Mamuju, Ratusan Penumpang Kembali ke Makassar
Tugasnya selesai pukul 18.42 WIB dan kembali ke rumah menumpangi mobil yang dikemudikan sopir.
"Istrinya merawat bayi-bayi tersebut dan SIC (kopilot) membantu selama di rumah," katanya.
Pada 23 Januari, kopilot libur dan bangun pukul 08.00 WIB. Setelah itu, dia pindahan rumah.
"Setelah packing selesai sore harinya, SIC berangkat ke tempat barunya rumah dalam waktu sekitar satu setengah jam," lanjut keterangan KNKT.
Proses pindah rumah dilanjutkan kopilot pada 24 Januari. Dia kembali di rumah baru pukul 14.00 WIB dan kembali membereskan barang-barang pindah rumahnya.
BACA JUGA:Gaduh di Pesawat, Penumpang Batik Air Perusak Penutup Kaca Terancam Didenda Rp 2,5 M
Dia tidur sekitar 19.00 WIB namun beberapa kali terbangun untuk membantu menjaga bayi kembarnya. Dia lalu bangun pada pukul 24.00 WIB dan bersiap menuju bandara.
"SIC (kopilot) merasa kualitas tidurnya menurun akibat beberapa kali terbangun," tambahnya.