JAKARTA, DISWAY.ID - Label Sejauh Mata Memandang memang sudah memiliki imej di mata publik sebagai pengusung sustainable fashion atau fashion ramah lingkungan.
Menutup perhelatan Plaza Indonesia Fashion Week 2024, Sejauh Mata Memandang (SMM) berkolaborasi dengan Adrian Gan, menampilkan koleksi kolaborasi spesial bertajuk “Antaratantrya” pada pertunjukan terakhir.
Kerusakan Bumi dan Lingkungan
Maknanya adalah penggabungan dua kata Sanskerta, yaitu “Anantara” yang memiliki arti ‘tak terbatas atau tanpa batas atau tanpa jarak’ dan “Svatantrya” yang berarti ‘kebebasan’.
BACA JUGA:Indonesia Berhasil Pukau Australia Lewat Modest Fashion Week Melbourne 2024
Menggunakan berbagai material kain dari Sejauh Mata Memandang, Adrian Gan menghadirkan busana-busana dengan lipatan dan kerut yang membentuk volume sebagai simbol yang menggambarkan udara yang bebas, serta bentuk-bentuk melengkung yang merepresentasikan bumi.
Desainer Adrian Gan menjelaskan tentang inspirasinya dalam berkolaborasi dengan Sejauh Mata Memandang.
“Saya terinspirasi dari visi Sejauh Mata Memandang sebagai jenama tekstil
yang mengutamakan kepedulian terhadap bumi dan segala aspek di dalamnya dengan mengikuti prinsip sirkularitas. Saya berusaha menerjemahkan konsep tersebut secara lebih bebas,” katanya.
Adrian Gan menggunakan kain-kain dari Sejauh Memandang yang dibuat dengan proses yang bertanggung jawab dan sirkular serta dapat terurai kembali ke alam. Mulai dari katun slub, kain tenun jacquard berbahan katun, kain perca sisa produksi dengan motif-motif klasik khas Sejauh Mata Memandang, hingga berbagai jenis denim tenun tangan yang menjadi komponen utama untuk koleksi “Tarum”.
BACA JUGA:Pagelaran Busana Klamby, Mendag Zulhas Dukung Indonesia Jadi Kiblat Modest Fashion
Aneka bahan kain ini merupakan hasil karya inovasi dan kolaborasi Sejauh Mata Memandang dengan mitra pengrajin #KeluargaSejauh yang telah diluncurkan pada tahun 2023 lalu, antara lain seperti: tenun denim benang pintal tangan (denim handspun yarns), tenun denim indigo, tenun denim secang, tenun denim daur ulang dengan komposisi campuran 50% benang daur ulang dan 50% raw cotton), serta tenun jacquard motif ‘Muara’ yang terbuat dari 100% benang daur ulang.
Kain-kain tersebut kemudian diolah dan dipadukan dengan kain-kain yang tidak berbahan dasar serat alam untuk membuat tampilan yang lebih modern.
“Koleksi spesial ini terdiri dari berbagai potongan pakaian, di mana saya ingin memberikan kesempatan atau kebebasan kepada pemakai untuk berpadu padan, menciptakan gaya sesuai dengan preferensi pribadi setiap individu,” ungkap Adrian Gan.