BACA JUGA:Lanny dan Ribka Cetak Sejarah di Swiss Open 2024
Beberapa waktu kemudian, Chew Choo Han menemukan mesin pembuat biskuit tua yang rusak.
Dengan keahliannya, mesin tersebut berhasil diperbaiki dan digunakan untuk memproduksi biskuit.
Penjualan biskuit semakin meroket, mendorong kedua saudara tersebut untuk ekspansi ke Malaysia pada tahun 1950-1960-an.
Pabrik kedua mereka mampu memproduksi hingga 40.000 kaleng biskuit setiap hari dengan melibatkan 1.000 karyawan.
Sementara di Singapura, pabriknya mampu menghasilkan hingga 10.000 kaleng biskuit per hari dengan melibatkan 200 karyawan.
Pada tahun 2001, Chew Choo Keng meninggal dunia. Pabrik yang dia dirikan kemudian menarik perhatian multinasional dan berkembang menjadi perusahaan internasional dengan pabrik di Malaysia, Thailand, Filipina, Indonesia, Hong Kong, China, dan Amerika Serikat.
Khong Guan telah berkembang pesat sejak berdiri, tetapi tetap mempertahankan warisan dan nilai-nilai keluarga dalam setiap produknya.
Dari biskuit yang dibuat secara homemade hingga menjadi merek biskuit terkemuka di Asia, Khong Guan terus berinovasi dan beradaptasi dengan pasar yang terus berubah.
BACA JUGA:Sejarah Masjid Tjia Khang Hoo di Pasar Rebo, Jadi Simbol Kerukunan Antar Umat Beragama
Dengan fokus pada kualitas dan inovasi, Khong Guan terus tumbuh dan mendapatkan tempat di hati konsumen.
Visi dan misi perusahaan untuk memberikan produk berkualitas tinggi kepada pelanggan tetap menjadi prioritas utama.
Menghormati warisan keluarga yang menjadi landasan perusahaan, Khong Guan selalu mengutamakan nilai-nilai tradisional dalam setiap langkahnya.
Dari biskuit rumahan hingga merek global yang dikenal luas, perjalanan Khong Guan adalah cermin kesuksesan perusahaan keluarga yang bertahan dan terus berkembang.
Dengan jaringan pabrik yang tersebar di berbagai negara, Khong Guan terus memperluas cakupan pasar dan memperkuat posisinya sebagai salah satu pemimpin industri biskuit di dunia.