JAKARTA, DISWAY.ID – Pengelolaan air tradisional menjadi salah satu hal yang nantinya akan diperkenalkan oleh Indonesia di ajang World Water Forum (WWF) ke 10 di Bali.
Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri RI, Tri Tharyat mengatakan langkah tersebut merupakan wujud diplomasi air atau hydro diplomacy Indonesia untuk mengetahui pentingnya menjaga sumber daya air dunia.
BACA JUGA:Polri Kerahkan 5.791 Personel untuk Amankan World Water Forum 2024 di Bali
BACA JUGA:Mengenal Water Vapor Thermal Therapy, Alat Jitu Tuntaskan Tumor Prostat Jinak Hadir di Indonesia
“Dalam agenda tersebut, kita ingin berbagi mengenai nilai-nilai tradisional, terutama yang dimiliki Provinsi Bali, dalam penanganan air, contohnya Subak yang telah diakui UNESCO sebagai warisan dunia,” ujarnya dalam konferensi pers secara daring pada Senin, 29 April 2024.
Tri juga menjelaskan, Indonesia turut memperkenalkan upacara tradisional pemurnian air Bali kepada para peserta event ini, sehingga akan dapat memperkaya tata Kelola air dan pengairan.
“Nanti juga aka nada acara di mana semua peserta akan diundang untuk mengikuti upacara Hindu Bali terkait pemurnian air yang tentunya menarik untuk diikuti,” jelas Tri.
Ia juga menyebut, bahwa Indonesia akan memanfaatkan momen ini untuk praktik tentang ketahanan sumber daya air, salah satunya lahan basah.
BACA JUGA:Kementerian Kominfo Gelar Konser Musik untuk Ajak Partisipasi Publik Menuju World Water Forum ke-10
BACA JUGA:Indonesia Tuan Rumah 10th World Water Forum 18-25 2024 di Bali
“Melalui kerja sama dengan konvensi yang menangani lahan basah, kita akan menyelenggarakan beberapa kegiatan terkait isu lahan basah,” kata Tri.
Tri juga mengungkapkan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menggaungkan pentingnya ‘Water for Shared Prosperety’ atau air untuk kesejahteraan bersama yang sekaligus menjadi tema pada ajang World Water Forum ke 10.
Nantinya, World Water Forum ke-10 akan diselenggarakan di Bali pada 18 hingga 25 Mei 2024. Acara ini merupakan forum air global yang diadakan setiap tiga tahun sekali.
(Ayu Novita)