AS Ancam Setop Suplai Senjata, Benjamin Netanyahu: Israel Tetap Perang Meski Gunakan Kuku Jari

Jumat 10-05-2024,18:19 WIB
Reporter : Subroto Dwi Nugroho
Editor : Subroto Dwi Nugroho

Walaupun setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengancam bahwa beberapa pengiriman senjata akan dibekukan jika Israel melancarkan serangan yang direncanakan di Rafah, Gaza selatan.

“IDF memiliki persenjataan untuk misi yang direncanakan, termasuk misi di Rafah. Kami memiliki apa yang kami butuhkan,” kata Juru Bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari, menanggapi pertanyaan pada konferensi pers.

BACA JUGA:Pesawat Tempur F-16 Singapura Jatuh Usai Lepas Landas di Pangkalan Udara Tengah

BACA JUGA:Israel Bombardir Rafah, Jutaan Warga Palestina Terperangkap, Korban Jiwa Terus Berjatuhan

Meskipun beberapa pengamat sepakat bahwa militer mungkin memiliki amunisi yang diperlukan untuk serangan di Rafah.

Militer mungkin akan kesulitan menghadapi Hizbullah jika konflik di utara berkembang menjadi perang habis-habisan dan Washington terus menahan amunisi.

Operasi IDF di Rafah sejauh ini terbatas pada pinggiran timur kota dan perbatasan dengan Mesir. 

Di kota itu sendiri, lebih dari satu juta warga Palestina diperkirakan mengungsi. 

AS menawarkan sedikit dukungan bagi operasi terbatas untuk mengusir Hamas dari kawasan Penyeberangan Rafah.

BACA JUGA:Musik Metal Makin Populer di Arab Saudi, Wacken Metal Battle Middle East Meraung di Jeddah

BACA JUGA:Presiden Turki Resmikan Bekas Gereja Chora Jadi Masjid di Istanbul, Sempat Kena Kritik dari Negara Yunani

Namun memperingatkan bahwa pendiriannya bisa berubah jika serangan meluas atau jika pengiriman bantuan kemanusiaan terhambat untuk jangka waktu yang lama.

Gedung Putih pada hari Rabu mengkonfirmasi penundaan pengiriman bom seberat 2.000 dan 500 pon karena kekhawatiran bahwa IDF dapat menggunakannya di Rafah yang padat penduduknya, seperti yang terjadi di wilayah lain di Gaza.

“AS sejauh ini memberikan bantuan keamanan kepada Negara Israel dan IDF dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya selama perang,” kata Hagari.

Menyoroti koordinasi antar militer, hagard mengatakan Kepala Staf IDF Letjen Herzi Halevi berbicara secara teratur dengan Kepala CENTCOM AS Jenderal Michael Erik Kurilla.

“Bahkan ketika ada perbedaan pendapat di antara kami, kami menyelesaikannya secara tertutup,” kata Hagari. 

Kategori :