JAKARTA, DISWAY.ID -- Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan terus menyerang Hamas, meskipun Joe Biden mengancam menghentikan suplai senjata bila invasi besar-besaran di Rafah.
Pernyataan Netanyahu merupakan respons atas ancaman Presiden AS kepada Israel, yang akan menghentikan suplai senjata bila nekat melakuan invasi besart ke Rafah, Gaza Selatan.
Bahkan, Netahanyu menyebut negaranya akan terus berperang, meskipun hanya menggunakan jari kuku sekalipun.
BACA JUGA:Pesawat Boeing 737 Milik Air Senegal Terbakar, Usai Tergelincir dari Landasan Pacu di Bandara
BACA JUGA:Israel Gempur Rafah Timur Setelah Gagalnya Gencatan Senjata
Netanyahu mengatakan bahwa jika Israel harus berdiri sendiri, dan menyinggung bagaimana Israel menang tanpa senjata pada perang di tahun 1948.
“Selama Perang Kemerdekaan 76 tahun lalu, kita hanya sedikit melawan banyak orang. Kami tidak punya senjata, ada embargo senjata terhadap Israel, namun dengan kekuatan jiwa, keberanian dan persatuan dalam diri, kami menang,” kata Netanyahu dikutip dari Times Of Israel
Dalam komentar yang disiarkan Kamis malam tetapi direkam sebelum Biden mengumumkan ancamannya.
Netanyahu mengatakan kepada pewawancara Amerika bahwa ia berharap dapat meredakan perselisihan dalam hubungannya dengan Biden yang timbul akibat perang.
“Kita sering mempunyai kesepakatan, namun ada juga perbedaan pendapat. Kami sudah mampu mengatasinya. Saya harap kita bisa mengatasinya sekarang, tapi kita akan melakukan apa yang harus kita lakukan untuk melindungi negara kita,” kata Netanyahu.
BACA JUGA:Mengenal Jembatan Sungai Yangtze, Lokasi Insiden Fat Cat Bunuh Diri yang Viral di China
BACA JUGA:Israel Jadikan Tenda Pengungsi di Rafah Target Tank IDF, Operasional Rumah Sakit Terancam Berhenti
Netanyahu mengatakan, bahwa Israel tidak punya pilihan selain menghancurkan sisa batalion Hamas di Rafah, sebuah tindakan yang menurutnya hanya dapat dicapai melalui kampanye darat yang intensif.
“Orang yang berpikiran rasional memahami bahwa kita tidak punya pilihan,” tegasnya.
Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel pada Kamis menegaskan bahwa militer memiliki cukup amunisi untuk misi yang direncanakan.