JAKARTA, DISWAY.ID -- Memastikan tubuh fit saat menjalankan ibadah haji sangat penting demi kelancaran dan kekhusyu'an.
Terlebih, seluruh dunia, termasuk Tanah Suci mengalami gelombang panas ekstrem atau heat wave.
Cuaca yang tak menentu akibat perubahan iklim serta peralihan musim ini juga menjadi mempengaruhi ketahanan tubuh.
BACA JUGA:18 Ribu Calon Jamaah dari Jakarta dan Banten, Menginap di Asrama Haji Pondok Gede Mulai Besok
Dokter Umum Kalisari Healthcare Dinda Ika Putri menjelaskan, terdapat tiga tingkatan penyakit akibat heatwave, mulai dari ringan hingga berat.
Tingkat ringan seperti, kemerahan dan nyeri otot di beberapa bagian tubuh, bengkak di kaki, hingga pingsan akibat paparan udara panas.
Kemudian tingkat sedang disebut heat exhaustion atau kelelahan akibat cuaca panas.
Penyakit ini ditandai dengan lemas, sakit kepala, capek menetap, muntah, hingga kenaikan suhu tubuh kurang dari 40° Celcius.
BACA JUGA:Sambut Calon Jamaah Haji Besok, Asrama Haji Pondok Gede Siapkan Pengamanan Ketat
Sementara tingkat penyakit paling berat akibat heat wave disebut dengan heat stroke.
"Heat stroke mengancam nyawa dan melibatkan multi-organ, ditandai dengan suhu di pusat tubuh lebih dari 40° Celcius, dan ada gangguan sistem saraf pusat," jelasnya ketika dihubungi pada Jumat, 10 Mei 2024.
Gangguan kesehatan akibat heat wave juga dapat dipengaruhi oleh beberapa kondisi, mulai dari golongan rentan (bayi, ibu hamil, dan lansia), riwayat penyakit, riwayat pengobatan, status sosioekonomi, hingga pekerjaan.
Tak ayal, jemaah haji di Indonesia mayoritas adalah lansia di atas 50 tahun.
BACA JUGA:Apakah Ibadah Haji Tetap Sah Meski dengan Biaya Ngutang? Buya Yahya: Permasalahannya Berat!
Sebagai golongan yang rentan dengan paparan panas berlebihan, sebaiknya dibatasi untuk beraktivitas di luar rumah.