JAKARTA, DISWAY.ID - Kegiatan study tour saat ini menjadi pro kontra di kalangan masyarakat.
Wakil Ketua I Bidang Akademik Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Profesi Indonesia (STIKOM PROSIA) Dr. Novida Irawan, S.I.Kom, M.Si menyebut untuk saat ini kegiatan study tour dirasa belum perlu untuk dilarang.
Menurutnya study tour itu untuk memperoleh pengalaman dan sumber belajar, terutama pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah.
"Study tour dapat mendukung kesehatan mental (mental health) seperti refreshing, ke tempat baru suasana baru," ujarnya saat dihubungi Disway.Id Rabu 15 Mei 2024.
BACA JUGA:2 Bulan Sejak Ancaman Eksekusi Pilot Susi Air, Egianus Kagoya Hilang Tanpa Kabar
BACA JUGA:Real Madrid Menang Telak Atas Alaves, Ancelotti: Sebagai Pemanasan Jelang Final Liga Champions
Secara ekonomi kata Novida, study tour juga dapat membantu menghidupkan pelaku UMKM dan pelaku industri wisata termasuk kuliner dengan cara membeli oleh-oleh, bayar tiket, bayar parkir dan sebagainya.
"Selain itu juga bisa membantu melestarikan local wisdom terutama objek wisata berdasarkan peninggalan sejarah," imbuhnya.
Namun, Dosen Produksi Media PR Universitas Mercu Buana ini meminta hal yang justru harus ditinjau ialah terkait fasilitas transportasi seperti bus.
BACA JUGA:Viral ASN Terobos Paspampres Jokowi di Konawe, Ternyata Ingin Mengadu Soal Gaji Ditahan
BACA JUGA:Identitas Pelaku Begal Casis Polri Dikantongi, Bakal Diungkap Segera
Ia memaparkan, justru kecelakaan saat study tour disebabkan karena bus malfungsi seperti rem blong atau tidak layak jalan termasuk dokumen-dokumennya.
"Jadi permasalahan bukan di study tournya tapi lebih pada faktor lain," tandas Novida.