2 Bulan Sejak Ancaman Eksekusi Pilot Susi Air, Egianus Kagoya Hilang Tanpa Kabar

2 Bulan Sejak Ancaman Eksekusi Pilot Susi Air, Egianus Kagoya Hilang Tanpa Kabar

Berselang satu hari beredarnya video ultimatum komandan pasukan TPNPB OPM Nguda yaitu Egianus Kagoya, Jeffrey Bomanak juga ikut memposting sebuah video pernyataan tentang dukungannya.-tangkapan layar facebook@Putri Melanesi Papua-

JAKARTA, DISWAY.ID – Pada 11 Maret lalu, Egianus Kagoya kembali mengeluarkan ancaman akan mengeksekusi Philips Max Marten jika pemerintah Indonesia tidak memenuhi permintaan mereka.

Dalam video yang beredar terlihat kondisi terkini Pilot Susi Air yang kondisi fisiknya semakin kurus akibat penyanderaan yang dialaminya.

Egianus mengatakan bahwa pihaknya memberikan waktu 2 bulan bagi pemerintah Indonesia untuk bernegosiasi.

BACA JUGA:Susunan Pemain Timnas dari Shin Tae-yong Untuk Hadapi Kualifikasi Piala Dunia 2024 Versi Bung Ropan: Harus Menang Hadapi Irak

BACA JUGA:Komentar Menohok Alvin Lim ke Hotman Paris yang Bela Konten Hoaks Richard Lee: Kuper Tak Baca Koran dan Hanya Minum-minum

Jika tidak mencapai kesepatakan dan memenuhi permintaannya, maka pimpinan OPM wilayah Ndugama yang juga pelaku pembakaran pesawat Susi Air tersebut akan mengeksekusi Philips.

Saat Philips juga diberikan kesempatan untuk berbicara, di mana Pilot Susi Air mengatakan bahwa Egianus hanya memberikan waktu selama 2 bulan.

Akan tetapi hingga saat ini telah dari waktu yang estimasi, sejak 2 bulan ancaman eksekusi Pilot Susi Air, Egianus Kagoya hilang tanpa kabar.

Bahkan Sebby Sambom serta Jeffrey Bomanak juga tidak ada kabar berita terkait dengan kondisi Pilot Susi Air.

BACA JUGA:Antisipasi Masalah Kesehatan, Kemenkes Beri Bantuan 62.3 Ton Obat-Obatan untuk Jamaah Haji Indonesia

BACA JUGA:Indonesia Siap Menuju Net Zero Emission, BBM Pertalite Bakal Dihapus?

Sedangkan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengatakan bahwa kesepakatan pembebasan Philips masih belum tercapai.

Jenderal Agus juga menyampaikan bahwa pihaknya masih terus berkomunikasi dengan pihak Selandia Baru.

"Selandia Baru sangat mendukung apa yang dilakukan TNI dalam menggunakan pendekatan soft power," bebernya di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat pada Jumat 15 Maret 2024 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: