JAKARTA, DISWAY.ID -- Kurban menjadi landasan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan bagi maknsyarakat Indonesia.
Hal tersebut dapat kita dorong melalui ragam program di Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa dengan menarget penerima manfaat baik dari hulu maupun hilir.
Di hulu, THK 1445 H Dompet Dhuafa merangkul para peternak binaan dan mitra Dompet Dhuafa sebagai penerima manfaat program di bidang peternakan yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan pendampingan yang intensif, harapannya dapat menumbuhkan jumlah peternak mandiri.
BACA JUGA:Polisi Bergerak Tangani Minyak Cong, Pemerhati Lingkungan Apresiasi: Tidak Boleh Kecolongan
BACA JUGA:Harga Jagung Turun Drastis, Bapanas Akan Optimalkan Serap Hasil Panen Petani untuk Jaga Stabilitas
Sementara di hilir, THK berkomitmen mendistribusikan hingga pelosok Indonesia dan ke luar negeri.
Hal tersebut merupakan komitmen Dompet Dhuafa dalam meratakan konsumsi daging bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, khususnya wilayah-wilayah minus kuota daging kurban. Sehingga di kota-kota besar tidak lagi memiliki catatan surplus daging kurban.
Cukup banyak invoasi yang kita lakukan, ragam program kami gulirkan dengan menyasar masyarakat-masyarakat di seluruh pelosok Indonesia. Berbasis peternakan rakyat dan ingin memutus kartel-kartel peternakan. Sehingga kita dapat menyasar penerima manfaat yang lebih luas,” jelas Dian Mulyadi selaku GM Komunikasi dan Teknologi Informasi dalam sambutannya di acara media briefing "Bagaimana Kurban Menggerakkan Peternakan Rakyat, Jakarta, Jumat (17/5) siang.
Dompet Dhuafa, dalam program THK 1445 H mengusung semangat tema 3 PASTI* yakni Pasti Jantan, di program THK Dompet Dhuafa berkomitmen untuk memastikan hewan kurban yang disembelih adalah berkelamin jantan. Sehingga kita dapat menjaga pasokan daging untuk periode berikutnya.
BACA JUGA:Saat Ditangkap, Epy Kusnandar Ngaku Baru 1 Kali Konsumsi Ganja, Motifnya Keinginan Pribadi
BACA JUGA:#TurunkanUKTUB Viral Gegara UKT Mahal, Ini Klarifikasi Warek UB
Selanjutnya, Pasti Lolos Quality Control, merupakan hal terpenting dalam penyediaan hewan kurban agar layak secara mutu kesehatan, bobot optimal dan usia hewan kurban yang pantas untuk digunakan saat kurban nanti. Kami bekerjasama dengan dinas kesehatan hewan dan menjaga asupan pangan, serta kebersihan kandang. Maka Dompet Dhuafa dapat menjaga mutu kualitas maupun kuantitas hewan kurban. Dan yang terakhir Pasti Distribusi Hingga Pelosok Negeri, hal ini sebagai komitmen Dompet Dhuafa dalam meratakan konsumsi daging kurban di wilayah-wilayah dengan minus pasokan daging kurban setiap tahunnya.
“Sebanyak 40% kebutuhan daging masih impor bagi Indonesia. Akan sangat berbahaya bila kita terus menerus mengimpor daging. Belum lagi tingkat konsumsi daging yang belum merata di masyarakat. Dengan adanya kurban diharapkan ada peningkatan baik konsumsi daging maupun memperbaiki tingkat gizi di masyarakat pedesaan. Selama ini kita ada kendala, tumbuhnya sektor peternakan terhambat oleh pergerakan kartel yang masih luas. Lembaga zakat seperti Dompet Dhuafa diharapkan dapat memutus mata rantai pergerakan kartel di sektor peternakan. Sehingga pembeli dengan peternak dapat langsung bertransaksi," ujar Muhammad Ishak Razak selaku Senior Researcher CORE Indonesia dalam paparannya.
Menurut data CORE Indonesia, perputaran kurban tahun lalu mencapai Rp. 24,3 Triliun.
“Peningkatan indukan sapi harus tercapai, pertumbuhan sapi domestik tidak sampai 5%. Sementara pertumbuhan konsumsi daging cukup tinggi. Maka hal ini harus tertutupi dengan pengadaan dari impor," tambah Muhammad Ishak Razak.