Ia menjelaskan saat kejadian tersebut Lettu Eko masih dalam keadaan hidup.
BACA JUGA:Hadiri WWF ke-10 di Bali, Menhub Harap Kesadaran Jaga Sumber Daya Air Meningkat
BACA JUGA:Disdik Pastikan PPDB DKI Jakarta 2024 Transparan, Tak Ada Praktik Jual Beli Bangku
“Lettu Eko yang saat itu masih dalam keadaan hidup atau benyawa. Jadi saat itu masih hidup,” ujar Dankormar.
Kemudian pukul 13.38 Dansatgas kembali ke titik Kotis Dekai dengan menggunakan rantis.
Pukul 13.42 Dansatgas melaporkan kejadian tersebut kepada satuan atas.
"Kemudian Wadansatgas Mayor Mar Ariono tiba di RSUD Dekai untuk memonitor perkembangan kondisi Lettu Laut Eko. Dan pada pukul 14.00, dokter jaga menyampaikan bahwa Lettu Laut Eko tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia," ucapnya.
Jenazah lalu dibawa ke masjid untuk dimandikan, dikafani dan disalatkan.
Mayjen Endi mengatakan karena jenazah akan dibawa ke kampung halaman Eko di Sumatera Utara, jenazah juga diformalin.
BACA JUGA:Terkendala Pendaftaran PPDB DKI Jakarta 2024? Hubungi Nomor Ini
BACA JUGA:Polisi Tangkap Pencuri Tiga Ban Mobil di ITC Cempaka Mas, Pelaku Juga Beraksi di RSUD Koja
Dalam konferensi pers itu, mereka juga menghadirkan pemandi jenazah Lettu Eko. Endi bertanya kepada orang memandikan jenazah, apakah ada lebam dan sundutan rokok di tubuh Eko, seperti pernyataan pihak keluarga.
Orang yang memandikan jenazah itu lalu menyatakan tidak melihat adanya lebam dan bekas sundutan rokok.
Berdasarkan hasil penyelidikan, Laporan bunuh diri Lettu Eko disebabkan karena terlilit hutang.
Hal itu diperkuat dengan ada catatan terakhir dari mendiang dalam catatan ponselnya.
Dia sempat bercerita bahwa ia tidak mampu membayar utang.