JAKARTA, DISWAY.ID - Hari Raya Idul Adha sebentar lagi akan tiba yang diperkirakan jatuh pada 17 Juni 2024.
Biasanya, puasa arafah atau puasa Idul Adha ini dikerjakan di tanggal 9 Dzulhijjah atau satu hari sebelum masuk Hari Raya Idul Adha.
BACA JUGA:Amalan Gus Baha tentang Doa Khusus dan Puasa Arafah
Menurut Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menjelaskan beberapa poin penting terkait puasa Idul Adha ikut Arab Saudi atau tidak.
Gus Baha menerangkan jika Hari Raya Idul Adha ini tidaklah harus ikut dengan keputusan pemerintah Arab Saudi.
Meski pelaksanaan ibadah haji dan wukuf di padang Arafah hanya ada di Arab Saudi.
Dalam hal ini, menurut Gus Baha negara Arab Saudi dan Indonesia mempunyai matlak yang berbeda-beda.
Matlak sendiri merupakan tempat terbitnya benda-benda langit.
BACA JUGA:Gus Baha Bahas Hukum Merokok Dalam Islam: Sudah Mbah untuk Jenengan Halal!
BACA JUGA:Gus Baha Menilai 'Rizky Febian dan Mahalini' Dianggap SAH Menikah Hidup Bersama, Ada Tapinya!
Selain itu, dikatakan juga sebagai batas daerah yang berdasarkan jangkauan dilihatnya hilail atau dengan kata lain matlak adalah bayas geografis keberlakuan rukyat.
"Misalnya Idul Adha di Arab Saudi adalah Selasa. Mungkin ada internal hisab mengatakan hari Selasa sudah lebaran. Itu boleh," kata Gus Baha yang dikutip dari YouTube Santri Gayeng pada Minggu, 26 Mei 2024.
Namun, Gus Baha melanjutkan asal hal tersebut jangan berdasarkan ikut dengan Arab Saudi karea sudah beda matlak.
"Asal jangan berdasarkan ikut Arab Saudi, menurut saya ini keliru. Karena beda matlak," ujarnya.