MAKKAH.DISWAY.ID – Cat di batu penanda makam KH Maimoen Zubair di Al Ma’la, Makkah, terlihat pudar. Membuat batu hitam itu mencolok dibandingkan batu-batu lain yang dicat putih.
Hal itu menunjukkan begitu seringnya makam pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, itu didatangi peziarah. Seperti yang terlihat selama musim haji 2024. Makam Mbah Moen –sapaan KH Maimoen Zubair– selalu ramai. Terutama setiap selesai salat Subuh.
Jarak kompleks pemakaman Al Ma'la tak begitu jauh dari Masjidilharam. Hanya sekitar 1 km di sebelah utara Kakbah. Dari terminal bus Syib Amir, tinggal berjalan kaki sekitar 500 meter.
BACA JUGA:Catat, Mulai 11 Juni Bus Salawat Berhenti Beroperasi, Jamaah Haji Fokus Persiapan ke Armuzna
BACA JUGA:Kuota Murur di Muzdalifah Sudah Terisi 60 Persen
Bahkan bila kita mengetik: Makam Mbah Moen di Google Map, langsung muncul lokasi pemakaman tersebut. Kita tinggal mengikuti petunjuk pada peta tersebut dijamin tidak kesasar.
Jamaah embarkasi Solo menggelar Yasinan dan tahlil di makam Mbah Moen di Ma'la, Makkah. -Tomy Gutomo-Media Center Haji
Untuk mencari makam Mbah Moen di kompleks pemakaman juga tidak sulit. Tanya saja petugas kebersihan di makam tersebut. Semua tahu. "Setiap hari jamaah dari Indonesia datang menanyakan makam Mbah Moen," ujar Abdurrahman, petugas kebersihan di kompleks pemakaman Al Ma'la kepada tim Media Center Haji (MCH) Senin, 10 Juni 2024.
Makam Mbah Moen berada di nomor 151, baris keempat. Kalau ada batu yang sudah pudar catnya, itulah makam Mbah Moen. Pagi itu, ada sepuluh orang duduk bersimpuh mengitari makam Mbah Moen. Mereka membaca surat Yasin dan tahlil di sekitar makam tersebut.
"Saya ke sini 'sowan' Mbah Moen sekaligus ziarah ke makam Siti Khadijah (istri Nabi Muhammad SAW)," ujar Ali Mas'ud, jamaah haji asal Batang, Jawa Tengah.
BACA JUGA:Puncak Haji Tinggal Sepekan, 67 Jamaah Indonesia Masih Dirawat
BACA JUGA:Masuk Armuzna Wajib Pakai Smart Card, Begini Prosedurnya
Ali sudah sering ke ziarah ke makam Mbah Moen karena sudah beberapa kali umrah. Di musim haji kali ini saja Ali sudah tiga kali ziarah ke makam Mbah Moen. Ia bukan santri Ponpes Al-Anwar. "Tapi Mbah Moen dulu sering datang ke Batang untuk pengajian. Saya selalu hadir," kata Ali.
Jamaah asal Demak, Karsono, juga terlihat khusyuk berdoa di makam Mbah Moen. Ia datang bersama lima rekannya yang sama-sama dari Demak. "Tadi saya kirim Al Fatihah untuk Mbah Moen. Saat berangkat ke sini dipesani orang-orang untuk ziarah ke makam Mbah Moen," kata Karsono.
Pintu gerbang kompleks pemakaman Ma'la di Makkah. -Tomy Gutomo-Media Center Haji