Bolehkah Dipijat saat Cedera? Jangan Asal, Simak Kata Ahli

Jumat 14-06-2024,14:11 WIB
Reporter : Annisa Amalia Zahro
Editor : Marieska Harya Virdhani

JAKARTA, DISWAY.ID – Saat cedera, hal lumrah yang dilakukan adalah dengan pijat. Bolehkah?

Pijat merupakan salah satu metode terapi yang banyak dilakukan masyarakat Indonesia.

Bukan hanya untuk meredakan pegal, tak sedikit orang memilih pijat apabila mengalami cedera, seperti keseleo, dislokasi, dan sebagainya.

BACA JUGA:Hindari Trauma atau Cedera, Raja Sapta Oktohari Ingatkan Pentingnya Keselamatan saat Berolahraga

Padahal, pijat yang asal-asalan justru semakin memperburuk kondisi.

Dokter spesialis bedah orthopedi & traumatologi Siloam Hospitals Mampang dr. Langga Sintong, Sp.OT(K) menekankan pentingnya mengetahui penyebab cedera sebelum memberikan terapi pijat.

"Poin pertama, kita kenali dulu cederanya apa. Jadi ini daripada kita latihan, terus cedera, kalau kita pijat, justru akan menambah cedera tersebut," ujarnya pada media gathering di RS Siloam Mampang, Jakarta, Kamis, 13 Juni 2024.

BACA JUGA:Daftar Pemain Cedera yang Absen di Euro 2024 Jerman, Salah Satunya Serge Gnabry

Selain itu, pemberian pijat pada saat terjadinya cedera dapat menambah nyeri pada pasien.

Padahal, di ilmu fisioterapi sendiri juga terdapat metode pijat untuk orang yang cedera.

Namun, hal ini perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum dilakukan penanganan.

Prof. Dr. dr. Andri Lubis, Sp.OT(K) menambahkan, "Masalah pijat ini memang harus dibedakan. Kalau pijat buat patah tulang, memang berbahaya."

BACA JUGA:Aduh! Marquez Cedera Saat Latihan Motocross, Balap MotoGP Catalunya Bagaimana?

Pasalnya, kesegarisan tulang bisa berubah dan semakin memperparah kondisi.

"Apalagi belum dirontgen, langsung dipijat. Ini perlu hati-hati," tandasnya.

Pada prinsipnya, lanjut Andri, bagian tubuh baru mengalami cedera perlu diistirahatkan terlebih dahulu.

"Jadi kalau baru cedera, sebenarnya betul-betul harus istirahat atau dilakukan pendinginan, dilakukan RICE," tuturnya.

RICE (rest, ice, compression, elevation) merupakan metode pertolongan pertama apabila mengalami cedera ringan.

BACA JUGA:Saraf Kejepit dan Cedera Tulang Belakang Paling Sering Dialami Akibat Kecelakaan Kerja

Di mana, tubuh diistirahatkan, kompres dingin menggunakan es pada area yang cedera, menggunakan perban elastis untuk mencegah pembengkakan, serta mengangkat bagian yang cedera lebih tinggi dari jantung.

Sehingga, pijat bisa dilakukan untuk pemulihan dan penguatan otot, bukan saat benar-benar baru cedera.

Pijat yang dilakukan pasca terjadinya cedera bisa meningkatkan risiko inflamasi atau peradangan.

"Yang tadinya bengkak kecil, dipijat, bengkaknya lebih besar," ujarnya.

BACA JUGA:Pulih dari Cedera, Fadillah Arbi Aditama Siap Balap di JuniorGP 2024 Catalunya Pekan Ini

Ia pun tak menampik masih banyak menemukan pasien yang melakukan pijat setelah cedera hingga menyebabkan kondisi semakin parah.

Ia mencontohkan salah satu kasus orang yang mengalami dislokasi hingga tulang keluar dari sendi yang bahkan jarang disadari.

"Dislokasi di jari, bahu, lutut. Kalau dislokasi di lutut orang langsung tahu. Tapi dislokasi di bahu, kadang-kadang dia keseleo saja bisa jadi tidak dikenali," ungkapnya.

Tak sedikit ia menemukan pasien yang memijat area tersebut hingga mengakibatkan neglected dislocation.

Padahal, ia mengingatkan bahwa dislokasi apabila ditangani dengan baik bisa dikembalikan hanya dalam 5 menit.

BACA JUGA:Shin Tae-yong Bertekad Meraih Tiga Poin Lawan Vietnam Meski Tim Didera Cedera

"Kalau dislokasi keluar dari bahu, dilaksanakan dengan baik, terapinya untuk mengembalikan itu 5 menit bisa masuk," tegasnya.

Tapi, lanjutnya, apabila tulang keluar dari sendi setelah satu bulan, tidak akan bisa dikembalikan tanpa operasi.

"Kalau sendi kita di luar, keadaan seharusnya dia bisa mati tulangnya. Namanya avascular necrosis. Nah jadi inilah bahaya misal pijat tanpa mengenali penyebabnya terlebih dahulu," pungkasnya.

 

Kategori :