JAKARTA, DISWAY.ID-- Pemerintah melalui penugasan kepada Perum Bulog akan mulai berfokus pada produksi barang yang memiliki biaya peluang lebih rendah daripada negara lain.
Hal tersebut seiring dengan kerjasama ekonomi dan investasi pangan yang sedang dijajaki dengan negara Kamboja.
BACA JUGA:Ombudsman RI Puji Langkah Bulog yang Bakal Akuisisi Perusahaan Beras di Kamboja
BACA JUGA:Ternyata Ini Alasan Jokowi Instruksikan Pertamina dan Bulog Akuisisi Perusahaan Asing
“Kami siap melaksanakan penugasan tersebut, termasuk melakukan komunikasi dengan beberapa pelaku usaha beras di Kamboja," kata Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi pada Rabu, 19 Juni 2024.
"Hal ini bukan hanya tentang memperluas jangkauan geografis, tetapi juga tentang mewujudkan keunggulan kompetitif rantai pasok beras sehingga ketahanan pangan di Indonesia dapat terwujud,” lanjutnya.
Salah satu visi transformasi Perum Bulog yang dicanangkan baru-baru ini adalah menjadi pemimpin rantai pasok pangan terpercaya.
BACA JUGA:Beras SPHP Bulog Sulit Ditemui di Pasar Tradisional
BACA JUGA:Waduh! Harga Beras SPHP Bulog 5 Kg Tembus Rp70 Ribu di Ecommerce
Dengan 57 tahun pengalaman di distribusi pangan, tak pelak lagi Perum BULOG menjadi pemimpin rantai pasok pangan, terutama beras, di Indonesia.
Namun, kerap kali Perum BULOG diterpa oleh berbagai isu, termasuk isu impor, kerjasama ekonomi dan investasi pangan.
Hal ini disebabkan masyarakat masih membutuhkan edukasi dan informasi yang mumpuni mengenai rantai pasok pangan.
Termasuk pada mekanisme ekspor impor, di mana terdapat istilah despatch dan demurrage, yang sedang menjadi perbincangan hangat di beberapa pemegang kebijakan pangan saat ini.
BACA JUGA:Tiba di Lubuk Linggau, Presiden Jokowi Diagendakan Kunjungi Rumah Sakit Hingga Bulog
BACA JUGA:Tiba di Lubuk Linggau, Presiden Jokowi Diagendakan Kunjungi Rumah Sakit Hingga Bulog