Jutaan Pekerja Masih Digaji 5 Juta Per-bulan, Yakin Siap untuk Indonesia Emas 2045?

Sabtu 22-06-2024,22:59 WIB
Reporter : Bianca Chairunisa
Editor : M. Ichsan

JAKARTA, DISWAY.ID-- Terhitung sejak Juni 2024 ini,  ada sebanyak 40 juta pekerja di Indonesia hanya digaji sebesar Rp 5 juta per-bulannya. 

Jumlah tersebut dinilai tidak seberapa dengan kebutuhan para pekerja, terlebih bagi mereka yang juga masih harus membiayai keluarganya.

BACA JUGA:Terungkap! Ini Pekerjaan Asli Papi Abe Cekut yang Viral di Medsos, Disangka Pengangguran Ternyata Orang Penting

BACA JUGA:Pekerja Shift Berisiko Alami Migrain, Irama Sirkadian Tubuh Terganggu

Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, saat ini terdapat 10 juta orang Indonesia berpendapatan di atas Rp23 juta dengan jumlah anggota keluarga lebih sedikit dibandingkan kelompok 40 juta pekerja dengan gaji terbawah.

"Kalau kelompok yang 10 persen, 10 juta orang dengan pendapatan di atas Rp 23 juta dan keluarganya lebih sedikit. Jadi lebih kaya, jumlah anggota household, rumah tangganya bisa di bawah 3 orang," kata Suharso dalam keterangan tertulis resminya pada Sabtu 22 Juni 2024.

Sementara itu menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira, jika masalah ini tak kunjung diselesaikan, maka hal ini akan menghambat cita-cita Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045.

BACA JUGA:VIRAL! 3 Pemuda Bikin Konten TikTok dengan Tulisan Merendahkan Pekerja Kuli, Begini Respon Warganet

BACA JUGA:Ombudsman RI Minta Pekerja yang Dirugikan Dana Tapera Segera Lapor

"Ini hanya sekedar impian pepesan kosong selama masih banyak kelas menengah yang masuk kategori sangat rentan," Ujar Bhima dalam keterangannya pada Kamis 20 Juni 2024.

Sementara itu, visi Indonesia Emas 2045 mencakup lima aspek, yaitu pendapatan per kapita setara negara maju, kemiskinan menuju 0%, peningkatan kepemimpinan dan pengaruh internasional, peningkatan daya saing SDM, dan penurunan emisi gas rumah kaca menuju emisi nol bersih.

Namun menurut Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad, ia masih mempertanyakan apakah ndonesia memiliki kompetensi untuk mencapai visi tersebut, terutama dalam meningkatkan kepemimpinan internasional dan daya saing SDM.

BACA JUGA:KSPN: Pesangon Pekerja yang Terkena PHK Massal Masih Tidak Jelas!

BACA JUGA:BRI Kembali Buka 3 Program Rekrutmen Pekerja

"Indikator capaian RPJPN mencatat bahwa beberapa target ambisius belum terwujud. GNI per kapita, kontribusi PDB maritim, peringkat GPI, indeks rasio gini, kontribusi Kawasan Indonesia Timur, dan Human Capital Index, semuanya menunjukkan target yang masih sangat menantang. Target kemiskinan menuju 0% juga sangat tidak tepat, mengingat tingkat kemiskinan saat ini masih 9,36%," tukasnya.

Kategori :