JAKARTA, DISWAY.ID - Dokter spesialis anak subspesialis endokrinologi Prof. Dr. dr. Jose R. L. Batubara, Sp.A(K), Ph.D mengingatkan beberapa hal kepada orang tua agar anak tidak terkena stunting.
Stunting masih menjadi permasalahan di Indonesia. Di mana, masih banyak anak yang mengalami gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi.
Bahkan, angka penurunan stunting pada sepanjang tahun 2024 ini hanya bergerak 0,1%.
BACA JUGA:BKKBN Segera Lakukan Monitoring dan Evaluasi Stunting Terpadu di 10 Provinsi
Menanggapi hal ini, Jose mengingatkan agar orang tua memperhatikan setiap proses pertumbuhan anak.
"Yang penting itu mengukur tinggi anak, jangan berat saja," ujarnya ketika ditemui di Kantor PP IDAI Jakarta, Sabtu, 22 Juni 2024.
Hal ini karena kekurangan gizi yang berkepanjangan menyebabkan anak tidak bertambah tinggi seperti seharusnya.
Selain itu, stunting juga disebabkan oleh penyakit kronis terus menerus.
BACA JUGA:Seribu Kantong Daging Kurban Disebar Pemkot Jakpus, Sebagian untuk Program Stunting
"Jadi anak diusahakan sehat, ya. Kemudian diimunisasi, ukur tinggi secara berkala. Jangan nanti tahu-tahu sudah besar tapi pendek," paparnya.
Kemudian, ia mengingatkan agar orang tua tidak salah dalam menginterpretasi kurva pertumbuhan.
"Hati-hati menginterpretasi kurva pertumbuhan. Kurva pertumbuhan itu berdasarkan populasi," tuturnya.
Kurva pertumbuhan yang disusun WHO berdasarkan rata-rata tinggi populasi dunia.
BACA JUGA:Jokowi Optimis Penurunan Stunting Bisa Capai 14 Persen
Sehingga, kurva populasi bagi penduduk Indonesia tidak bisa disamakan negara lain, seperti Belanda atau pun Tiongkok.