Selain itu juga ada Fiber Star yang menghubungkan 95 kota termasuk dengan panjang
3.000 Km yang menghubungkan Jakarta hingga Surabaya yang dibangun oleh China juga, mulai dari Huawei dan perusahaan lainnya.
Menurut Ridho, China sendiri mempunyai agenda politik Lebensraum, yang termasuk didalammnya DSR atau Digital Silk Road.
BACA JUGA:Pejabat Medis Gaza Tewas oleh Serangan Rudal Israel
BACA JUGA:Tips agar Bisa Membaca Pesan WhatsApp Full Tanpa Perlu Buka Chat, Mudah Banget!
Dalam program ini mereka membangun berbagai macam infrastruktur digital di negara-negara lain dan termasuk di Indonesia.
Bahkan mereka juga telah membangun sebanyak 73 aplikasi di Indonesia.
“Bayangkan kalau mereka mematikan saja jaringan 1.600 km yang di Palapa Ring, tentunya akan membuat keos karena akan mematikan telekomunikasi hingga perekonomian, dan kita tumbag hanyalah masalah waktu,” terangnnya.
Menurut Ridho maslah yang terjadi di PDN masih dalam skala yang sangat kecil karena ada permasalahan digital yang lebih besar yang harus diselesaikan oleh pemerintah.
Pembanggunan jaringan dibawah program Digital Silk Road ini motifasinya sama di semua negara yang dibantu China.
BACA JUGA:Hasil Copa America 2024: Brasil Frustrasi Ditahan Imbang Kosta Rika
“Beri pinjaman besar dan kemudian kita bayar, kalau tidak mampu maka oprasional akan diambil alih seperti yang terjadi terhadap Bandara Udara di Maladewa,” paparnya.
Ridho menegaskan seharusnya dalam membanggun infrastruktur digital yang basic harus kita sendiri sebagai sebuah negara dan tidak boleh ada pihak asing yang melakukan atau memilikinya.
“Saya yakin Kominfo punya dana untuk mengatasi permasalahan keamanan digital ini, di mana mereka kemaren membeli alat untuk filtering hoaks berapa ratus miliar dan seharusnya mereka mellibatkan pratisi serta kalangan kampus,” terangnya.