Jenderal Pimpinan Kudeta Bolivia Ditangkap

Kamis 27-06-2024,12:33 WIB
Reporter : Reza Permana
Editor : Reza Permana

BACA JUGA:HP Semua Anggota Polres Metro Jakarta Selatan Akan Diperiksa, Kombes Ade Rahmat Idnal: Ikut Judi Online Akan Ditindak Tegas

“Kami memohon agar darah prajurit kami tidak tertumpah,” tambahnya.

Amerika Serikat mengatakan pihaknya memantau situasi dengan cermat dan mendesak agar situasi tetap tenang dan menahan diri.

Ketegangan meningkat di Bolivia menjelang pemilihan umum pada tahun 2025, dengan mantan Presiden sayap kiri Evo Morales berencana untuk mencalonkan diri melawan mantan sekutunya Arce.

Pertikaian ini menciptakan keretakan besar dalam partai sosialis yang berkuasa dan ketidakpastian politik yang lebih luas.

Banyak yang tidak menginginkan kembalinya Morales, yang memerintah dari tahun 2006-2019 yang digulingkan dan kemudian digantikan oleh pemerintahan sementara yang konservatif.

BACA JUGA:4 Daftar Konser Gratis di Jakarta Akhir Pekan 28-30 Juni 2024, Ada Tiara Andini, JKT48 hingga Ungu

BACA JUGA:Penting Kenali Jenis dan Kondisi Kulit Wajah Sebelum Pilih Skincare, Ini Caranya

Sedangkan Presiden Arce kemudian memenangkan pemilu pada tahun 2020.

Permasalahan muncul saat Zuniga mengancam dan mengatakan jika Morales tidak boleh kembali sebagai presiden.

Kerena hal tersebut, Presiden Zuniga kemudian mencopot Zuniga dari jabatannya.

Menjelang serangan terhadap istana kepresidenan, Zuniga berpidato di depan wartawan di alun-alun.

Dalam pidatao tersebut Zuniga mengungkapkan kemarahannya dan mengatakan bahwa Presiden bukanlah pemilik negara tersebut.

BACA JUGA:Hizbullah Gempur Wilayah Permukiman Isarel, Kebakaran Hebat dan Korban Berjatuhan

BACA JUGA:Ditargetkan Selesai Awal 2027, Pembangunan LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Capai 18 Persen

Bolivia sendiri saat ini tengah menghadapi kemerosotan ekonomi dengan cadangan bank sentral yang menipis dan tekanan terhadap mata uang Boliviano karena berkurangnya ekspor gas.

Kategori :