"Kami di PERDAMI selalu berdampingan dengan pemerintah dan stakeholder lainnya, seperti JEC, dalam membantu masyarakat Indonesia terbebas dari gangguan penglihatan dan kebutaan akibat katarak."
Direktur Utama RS Mata JEC @ Kedoya DR. Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K) menambahkan, “Situasi bahwa ketidakpahaman mengenai katarak sebagai alasan utama keengganan pasien untuk dioperasi perlu menjadi catatan bersama."
BACA JUGA:Kanker Kulit dan Katarak Ancam Penduduk Bumi Akibat Lubang Ozon di Atas Wilayah Tropis
Pasalnya, kualitas hidup seorang penyandang katarak dapat terganggu, seperti harus bergantung pada orang lain, perubahan aktivitas, ancaman kesehatan mental, produktivitas terhambat, serta kerugian finansial.
Di mana, Kementerian Kesehatan juga memperkirakan pengeluaran rata-rata pasien yang mengalami kebutaan mencapai hampir dua kali lipat dari biaya lainnya.
Sedangkan pasien buta pada kedua matanya diperkirakan mengeluarkan biaya Rp170-196 juta.
Katarak sendiri juga bukan hanya ancaman bagi lansia, tetapi bisa menyerang siapa saja. Pengobatan katarak juga hanya bisa dilakukan dengan operasi.
“Meski banyak ditemukan pada pasien berusia di atas 50 tahun, sesungguhnya katarak tidak mengenal umur. Sebab, katarak juga bisa terjadi karena kondisi-kondisi tertentu. Semua orang bisa terkena katarak!" tegas Ketua Umum PERDAMI Prof. dr. Budu, Ph.D, Sp.M(K), M.Med.Ed pada kesempatan yang sama.
Maka dari itu, pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini katarak.
"Kami di JEC terus menekankan pentingnya pemeriksaan mata secara berkala sebagai langkah antisipatif yang jitu untuk penanganan gangguan mata sedini mungkin, termasuk katarak," imbuh Setiyo.
BACA JUGA:Peringati Hari Adhyaksa, Pemprov dan Kejati Banten Adakan Operasi Katarak dan Hernia
Bertepatan dengan peringatan Bulan Kesadaran Katarak 2024, JEC Eye Hospitals dan Clinics bersama PERDAMI menggiatkan sosialisasi mengenai katarak kepada masyarakat.
Bukan hanya itu, pihaknya juga menggelar tindakan operasi kataran gratis kepada masyarakat pada Oktober 2024 mendatang.
Program ini merupakan kelanjutan dari Bakti Katarak yang telah diselenggarakan JEC selama lebih dari 40 tahun.
“Operasi katarak adalah tindakan medis minim risiko dan merupakan investasi terbaik untuk kesehatan mata. Program Bakti Katarak ini menjadi wujud kepedulian JEC terhadap akses layanan kesehatan mata yang memadai bagi mereka yang membutuhkan,” jelas DR. Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K).
JEC sendiri merupakan rumah sakit yang berspesialisasi pada mata dan memiliki pelayanan terapi operasi katarak, meliputi extracapsular cataract extraction (ECCE), phacoemulsification, dan Femtosecond Laser-Assisted Cataract Surgery (FLACS).