Kebutaan Akibat Katarak Turunkan Kualitas Hidup hingga 30 Persen, Ini Solusinya
Prof. dr. Tjahjono D. Gondhowiardjo, SpM(K), PhD mengungkapkan bahwa kebutaan akibat katarak dapat menurunkan kualitas hidup penyandangnya-Dok. JEC-
JAKARTA, DISWAY.ID -- Direktur Pengembangan dan Pendidikan JEC Grup Prof. dr. Tjahjono D. Gondhowiardjo, SpM(K), PhD mengungkapkan bahwa kebutaan akibat katarak dapat menurunkan kualitas hidup penyandangnya.
"Kita pernah melakukan survei yang menarik bahwa orang-orang yang mengalami kebutaan itu kualitas hidupnya sangat rendah, hingga kurang dari 30 persen," ungkap Tjahjono pada konferensi pers daring, 30 November 2024.
BACA JUGA:Muncul Cahaya Putih saat Tutup Mata, Andre Hehanussa Jalani Operasi Katarak
Hal ini karena penyandang kebutaan akan kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari serta bekerja secara produktif.
"Dia membutuhkan bantuan. Buat pakai baju saja susahnya bukan main. Mau ke toilet mesti dituntun. Sampai toilet dia mesti dibantu. Makan pun begitu. Sehingga ada satu keluarga yang harus membantu terus," paparnya.
Bahkan, apabila penyandang adalah kepala keluarga, hal ini tentu dapat berdampak pada seluruh anggota keluarganya.
"Kalau itu terjadi pada kepala keluarga, berarti seluruh keluarganya akan menghadapi kesulitan dalam sosial ekonominya, kehidupannya.
BACA JUGA:Layani Operasi Katarak, RS Mata Achmad Wardi Banten Jadi Pusat Pendidikan Dokter Spesialis Mata
"Jadi itulah yang menyebabkan kita banyak sekali mundur karena pola makan kurang baik, kita berada di dalam paparan sinar matahari terus. Apalagi kepulauan, sinar mataharinya mantul di laut, dan sebagainya itu menyebabkan perburukan yang lebih cepat."
Sementara itu, ia menjelaskan bahwa katarak merupakan kondisi degeneratif yang pasti akan dialami setiap orang seiring dengan bertambahnya usia.
"Artinya, setiap orang dengan bertambahnya usia pasti akan mengalami katarak. Makin sehat kita, makin tua dapatnya. Kalau kita kurang sehat, banyak penyakit, atau iklimnya kita di daerah tropis, kerjanya terkena matahari terus, (paparan) ultraviolet, dan sebagainya, kataraknya bisa lebih cepat (terjadi)," ungkapnya.
Selain itu juga faktor lain, seperti asma, konsumsi obat-obatan tertentu, diabetes, bisa mempercepat terjadinya katarak mata.
"Oleh karena lensa itu adanya di dalam bola mata, sehingga dia makin lama makin keruh dan hanya bisa (sembuh) kalau dikeluarkan, diganti dengan lensa buatan."
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: