Humor Gagap

Sabtu 29-06-2024,04:00 WIB
Oleh: Dahlan Iskan

Sekelas Amerika pun sulit cari calon presiden yang muda.

"Anda nanti akan berumur 86 tahun di akhir masa jabatan kalau terpilih kembali sebagai presiden," ujar moderator debat.

Maka moderator bertanya: bagaimana Joe Biden bisa meyakinkan pemilih bahwa ia akan mampu memegang jabatan presiden.

Pertanyaan yang sama ditujukan pada Donald Trump yang kelak berusia 82 tahun.

Hanya bagian umur itu yang paling menarik dari debat calon presiden Amerika kemarin pagi WIB. Yakni antara mantan presiden Donald Trump dari Partai Republik dengan incumbent Joe Biden dari Demokrat.

Selebihnya membosankan. Debat tanpa penonton ternyata monoton.

Sebenarnya dua orang itu belum resmi jadi calon presiden. Tapi hampir pasti.

Di sana formalitas seperti itu tidak dipersoalkan. Maka debat di televisi CNN pun berlangsung lancar: seperti sudah debat calon presiden beneran.

Biden menjawab pertanyaan umur itu dengan bukti kinerja masa pemerintahannya yang ia bilang begitu baiknya. Mulai dari inflasi yang rendah sampai tingginya penyerapan tenaga kerja.

Trump seperti biasa: agresif. Bahkan ia bilang: pada dasarnya ia tidak mau lagi maju sebagai capres. Tapi melihat kinerja Biden yang sangat buruk, ia tertantang untuk maju.

Trump sendiri menceritakan kesehatannya sangat baik. Begitulah hasil pemeriksaan. Juga masih kuat ikut kejuaraan golf --sambil mengejek ke kondisi Biden yang kurang energetik. Tapi yang diejek tidak bisa menerima: Biden menantang Trump untuk bertanding. Waktu jadi Wapresnya Obama lalu handicap golf Biden hebat: 6.

Memang debat di CNN kemarin terlihat Biden kalah energetik dari Trump. Biden kelihatan sangat tua. Ingatannya juga sempat terganggu saat ingin mengucapkan jaminan kesehatan.

Tapi gaya Biden memang begitu. Sejak dulu. Saya lihat kondisi Biden masih sangat kuat. Bahwa ia terlihat lemah karena gayanya memang seperti itu.

Sebagai orang yang berumur 82 tahun bicara Biden masih sangat cepat. Gaya Biden bicara memang begitu: gerak bibirnya sangat tidak kentara.


Berbagai ekspresi Joe Biden dan Donald Trump ketika terlibat debat calon presiden di CNN.--

Dan Anda sudah tahu: saat remaja Biden memang punya kelemahan bicara. Ia gagap. Parah. Lalu ia berusaha keras untuk bisa bicara normal. Berbagai cara ia lakukan. Sampai sering berkumur dengan es batu sambil berlatih bicara.

Biden akhirnya sembuh. Bisa bicara lancar. Bahkan bisa terpilih sebagai anggota Senat termuda. Saat itu umurnya 31 tahun. Rekor itu belum terpecahkan sampai sekarang.

Biden memang tidak mengandalkan keunggulan orasi. Ia pasti kalah. Biden lebih mengandalkan kejujuran, gaya hidup, reputasi dan kinerja. Termasuk ia selalu naik kereta api dari rumahnya di Delaware ke kantornya di Senat Amerika di Washington DC.

Di debat Capres 2020 pun gaya Biden juga seperti itu. Kalah agresif dengan Trump. Toh Biden yang terpilih.

Sedang Trump bicaranya cepat, lancar, dengan intonasi yang sangat menarik. Tapi isinya banyak klaim tanpa fakta.

Saya lihat belum ada tokoh yang se-pede Trump dalam mengklaim prestasi tanpa dukungan fakta. Juga ketika menyerang Biden: tanpa fakta. Praktis menghina.

Padahal rakyat Amerika sangat menjunjung tinggi kejujuran. Akankah itu akan jadi kelemahan Trump di mata pemilih Amerika?

Saya mencoba bertanya pada orang Amerika biasa. Ia anggota partai Republik tapi mengagumi Barack Obama. Ia Republik tapi memilih Joe Biden di Pilpres yang lalu.

Anda sudah tahu: ia adalah John Mohn. Orang Kansas. Sahabat lama saya. Yang baru saya kunjungi.

Ia menonton debat itu kemarin di rumahnya. Bersama isterinya. Lalu ia saya minta menuliskan komentar satu kalimat panjang:

"Menyaksikan debat itu, Trump adalah tipe seorang penindas. Korup secara moral. Berbohong tentang pencapaiannya saat jadi presiden".

"Ia juga menghindar dari menjawab pertanyaan. Ia menghina Presiden Biden yang semua orang tahu kalau bicara gagap dan kalau bicara lembut. Biden juga menjawab semua pertanyaan moderator secara detil dan akurat".

"Ketika Biden berjuang untuk mengatasi kegagapannya, ia terlihat tua dan lemah. Itu membuat saya sedih dan takut. Saya takut kebohongan dan hinaan akan mengalahkan kejujuran dan empati".

"Pemilih yang masih mengambang akan memilih Trump dan demokrasi Amerika akan rusak untuk eksperimen kepresidenan Trump".

Saya setuju dengan komentar John Mohn itu. Yang juga hilang dari debat tanpa penonton ini adalah satu: humor. Tidak ada rasa humor sama sekali. Biden yang biasa menyelipkan kalimat lucu dalam pidatonya juga serius sepanjang debat.

Masih mendingan debat Capres Indonesia yang lalu: sempat ada joget gemoy dan omon-omon.( Dahlan Iskan)

Komentar  Dahlan Iskan di  Disway Edisi 28 Juni 2024: Unair Green

M.Zainal Arifin

04.14. Segelas air hangat itu Green enerji, .menambah enerji. Menyehatkan. Otot2 jadi lentur. Segelas air es, itu red enerji, karena menyedot enerji dari tubuh kita. Mengurangi kesehatan. Otot2 jadi beku. 04.19.

Jo Neca

Bukan sombong ya..Sudah 12 tahun saya pakai listrik matahari..Baterai sudah saya ganti dua kali..

Udin Salemo

saya juga tadi ketawa ngakak begitu selesai baca kalau pln sudah melayani permintaan listrik dari pembangkit green. apakah di gardu induk tegangan tinggi listrik pembangkit green dan pembangkit non green itu dipisah-pisah? ya, gak masuk akal bagi IQ dua digit. mbok, yo, nek arep nglomboni ojo keterlaluan, wkwkwkwk.....

Juve Zhang

Energi hijau dari PLN...pesan khusus...sudah dalam kabel sudah campur aduk...ini memang logika IQ 2 digit...saya tak pernah tahu ada pemisahan green dan black...rasanya dalam satu kabel sama saja...kalau ke setrum Fatal...wkwkwk.

Muh Nursalim

Kata Hasim Muzadi, orang Cina pergi dibawah 1 km jalan kaki. antara 1-5 naik sepeda. Lebih dari itu naik kendaraan umum. Kebiasaan itu bisa mengurangi polusi. Orang kita ke masjid naik motor badahal hanya sepelemparan batu. Arisan RT naik motor walaupun di seberang jalan. Ke sekolah juga naik motor pribadi. Bahkan anak-anak SMP pun sudah naik motor. Aturannya memang tidak boleh sehingga sekolah tidak menyediakan tempat parkir. Anak-anak tidak kurang akal. Mereka titipkan ke rumah-rumah sekitar sekolah. Penegakan hukum terkait masalah ini nol protol. Walaupun anak-anak ndak punya sim ndak pakai helem, bebas berkendaraan motor. Akibatnya kita semua merasakan, setiap pagi jalanan macet-cet. DI mana-mana termasuk berebut dengan anak-anak yang ngebut tanpa perhitungan. Dulu ketika raja Zulqarnain menjadi penguasa pernah berkunjung ke wilayah kekuasaannya yang paling barat. DI sana ia dapati amsyarkat karut-marut, kacau-balau. Maka ia tegakkan hukum seadil-adilnya. Yang melanggar aturan dihukum berat. Buahnya manis legit. Masyarakat menjadi tertib. Pembaiaran orang melanggar hukum dalam banyak kasus menjadi akar masalah pemanasan global. Bila ini terus dibiarkan go green yang banyak dikampanyekan hanya ilusi.

djokoLodang

-o-- SOPIR TAKSI Sebuah taksi sedang melaju melalui daerah lampu merah. Di kursi belakang duduk seorang wanita bersama putranya yang berusia 12 tahun. Anak itu bertanya, "Ibu, sedang apa wanita-wanita itu berdiri di pinggir jalan?" “Oh, mereka sedang menunggu suami pulang kerja”, jawab ibu. Mendengar itu, sopir taksi berkata, "Kenapa Nyonya tidak mengatakan yang sebenarnya? Mereka sedang menunggu pelanggan; mereka menjual diri untuk mendapatkan uang". Anak laki-laki itu bertanya, “Benarkah itu ibu?” “Waduh, nampaknya memang benar begitu”, jawab ibunya. Si anak berpikir sejenak. “Jika salah satu dari wanita itu kemudian punya bayi, apa yang yang akan terjadi pada bayinya?". Ibu berkata, “Kelak dia akan menjadi sopir taksi. ... " --jL-

Amat K.

Ternyata, perlu jarak agar rindoe terasa. Jarak itu tidak memisahkan malah menciptakan: Rindoe. Karena rindoe tak peduli jarak jauhnya, tak peduli waktu lamanya. Pokoknya rindoe sadja.

Mirza Mirwan

Mungkin ada dari manteman yang mengikuti "presidential debate" antara Biden dan Trump dari studio CNN di Atlanta, yang dimoderatori Jake Tapper dan Dara Bash tadi pagi. Mungkin pula Anda sepakat dengan saya: Biden di-KO oleh Trump. Biden suka terbata-bata, salah ngomong, dan... gak nyambung. Beberapa pendukung Biden yang diwawancarai usai debat, semuanya kecewa dengan penampilan Biden. "This debate is a nail in the political coffin," kata salah seorang di antaranya. Gawat, "paku di peti mati politik". Pendukung lain menyarankan Biden untuk "thow-in the towel", lempar handuk, tak maju lagi dalam konvensi nasional demokrat mendatang. Pendek kata, penampilan Biden dalam debat tadi benar-benar membuat kaum Demokrat panik. Untuk menganti Biden, waktunya sudah mepet. Robert F. Kennedy Jr. sudah hengkang dari Demokrat dan maju sebagai capres independen. Mengganti Biden dengan Kamala Harris? Mungkin saja. Tetapi Kamala Harris sepertinya kurang pede. Dimintai pendapatnya soal penampilan Biden dalam debat, Harris bilang: memang lambat dalam start, tetapi mengakhirinya dengan "strong finish". Saya juga kaget, kok demikian payahnya penampilan Biden. Padahal untuk menghadapi debat tadi ia sempat "tetirah" hampir seminggu di Camp David. Penampilan Biden tadi benar-benar jauh dari penampilannya di debat-debat pada 2020 dulu. Saya tadi tak sempat menghitung. Tetapi rasanya pertanyaan moderator kepada Trump jauh lebih banyak ketimbang kepada Biden.

Mirza Mirwan

Hari ini, Jumat 28/6, Iran menyelenggarakan pilpres. Baru sekarang saya bertanya-tanya dalam hati, mengapa Iran suka menyelenggarakan pilpres di hari Jumat. Pilpres 2021, 2017, 2013, dan pilpres sebelumnya sejak Iran menjadi Republik Islam selalu diselenggarakan pada hari Jumat. Benar, memang, bahwa Jumat adalah hari libur di Iran -- Minggu hari kerja. Tetapi menyelenggaralan pemungutan suara di hari Jumat kan kepotong shalat Jumat. Padahal ritual shalat Jumat di Iran itu lebih lama ketimbang di Indonesia. Jadi, menurut saya, pilpres di hari Jumat itu "ngerepotin". Pilpres Iran kali ini sepertinya harus dua putaran, Jumat hari ini dan Jumat pekan depan. Pada pilpres 2021 tingkat partisipasi pemilih kurang dari 50%, padahal pilpres-pilpres sebelumnya di atas 70%. Mungkin karena capres yang lolos kurang menarik. Tetapi pilpres kali ini sepertinya partisipasi pemilih meningkat. Dari 6 capres yang lolos, dua di antaranya mengundurkan diri: Alireza Zakani dan Amirhossein Ghazizadeh-Hashemi. Tinggal Saeed Jalili, Mohammad Bagher Ghalibaf, Massoud Pezeshkian, dan Mostafa Pourmohammadi yang bersaing. Dari berbagai polling, Massoud Pezeshkian, mantan menteri kesehatan yang dianggap reformis selalu mengungguli Ghalibaf yang ketua DPR Iran dan Saeed Jalili yang orang dekat Ayatollah Ali Khameini dan juga mantan ketua negosiator nuklir Iran. Mungkin ia lolos ke putaran kedua. Nah, siapa pesaingnya di putaran Jumat pekan depan, sulit ditebak: Jalili atau Ghalibaf.

Lagarenze 1301

Santai sejenak. Seorang laki-laki bertanya kepada guru agung: "Mana yang lebih baik, payudara besar atau payudara kecil?" Guru agung itu bertanya kepadanya, "Berapa banyak uang yang kamu punya dalam bentuk uang kertas di dompetmu?" Pria itu dengan cepat menghitung uangnya. "Dua ratus ribu rupiah," katanya. "Dan, jika kamu mempunyai koin senilai dua ratus ribu rupiah,” kata sang guru, “mana yang lebih besar massanya, koin atau uang kertas?” Tentu saja koin. “Mana yang menurutmu lebih bernilai?” ujar sang guru. Pada saat ini, pria itu mendapat pencerahan.

Johannes Kitono

Judi Legal. Menurut PPATK ada 1000 orang anggota DPR dan DPRD terlibat judol alias judi online. Ini tentu bikin kaget., uang rakyat dipakai buat judi. Dan dari interview bung Aiman dengan bung Ali , Bandar judi. Terungkap bahwa judol itu sangat menguntungkan. Satu website bisa menghasilkan Rp.2,8 mily/ bulan. Dan bandar sendiri minimum dapat Rp.50,mily/ bulan setelah dibagi dgn konsorsium 303. Luar biasa. Bandar dan APH untung besar dan yang Buntung adalah rakyat jelata, korban judol. Masalah judol sdh jadi bencana nasional. Tangkap Bandar dan APH korup tidak selesaikan masalah. Pasti kambuh lagi. Kenapa tidak contoh Bang Ali.Legalkan saja judi dengan Tax tinggi buat negara. Dengan angkat Kapolda Jatim jadi Kasatgas judi yang akan berbintang tiga. Presiden Jokowi masih bisa selamatkan korban judol saat injury time.

Udin Salemo

selamat sore Pak Mario. dan semua pembaca disway. saya mau bikin usaha warung nasi. bikin warung, bikin dapur, beli peralatan masak dan bahan masakan saya minta pelanggan yang belikan. nanti semua itu hibahkan ke saya. setelah masakannya jadi baru deh saya jual ke pelanggan. hebatkan saya. wkwkwk... kira-kira begitulah analoginya kalau Pak Mario pengen dapat listrik dari perusahaan listrik negara di pedalaman Somalia, wkwkwkwkwk.... semoga dibaca mantan direktur pln, hehehe....

 
Tags : #republik #kansas #john mohn #joe biden #donald trump #demokrat #debat capres #capres amerika serikat #amerika serikat
Kategori :

Terkait

Sabtu 29-06-2024,04:00 WIB

Humor Gagap

Terpopuler

Terkini

Rabu 03-07-2024,04:00 WIB

Daging Babi