Dwikorita Karnawati Sebut Hujan Deras di Musim Kemarau Bukan Anomali Iklim, Begini Faktanya

Rabu 10-07-2024,21:28 WIB
Reporter : Risto Risanto
Editor : Risto Risanto

Perlu dipahami bahwa sebuah kejadian cuaca tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja, melainkan merupakan hasil interaksi dari berbagai elemen yang saling berkaitan.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperhatikan dan memahami dinamika iklim secara mendalam, agar dapat mengantisipasi dampak-dampak yang mungkin timbul akibat perubahan cuaca yang tidak stabil.

Sebagai negara yang terletak di dekat khatulistiwa, Indonesia memiliki karakteristik iklim yang sangat beragam dan kompleks.

Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan musim kemarau yang terjadi di berbagai wilayah, serta pengaruh faktor-faktor global dan lokal yang turut memengaruhi kondisi cuaca di Indonesia.

BACA JUGA:Penjelasan BMKG Soal Jakarta Diguyur Hujan Meski Musim Kemarau

Disebutkan oleh Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, bahwa sebagian besar wilayah di Indonesia sudah memasuki musim kemarau.

Akan tetapi meskipun demikian, bukan berarti hujan tidak akan turun sama sekali.

Menurut Guswanto, sekitar 77,27 persen wilayah Indonesia diprediksi mengalami musim kemarau pada bulan Juli dan Agustus 2024.

Durasi musim kemarau diperkirakan berlangsung selama 3 hingga 15 dasarian, dengan persentase sebanyak 63,95 persen.

BACA JUGA:BMKG Bunyikan Alaram Kemarau Besar dari Jawa-Papua, Catat Jadwal Lengkapnya

Meskipun dalam periode musim kemarau ini hujan diperkirakan turun dalam jumlah yang lebih rendah, yaitu di bawah 50 mm/dasariannya, namun tetap ada kemungkinan hujan terjadi.

Hal ini penting untuk diperhatikan oleh masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem selama musim kemarau.

Informasi ini diperoleh dari situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yang bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat mengenai prakiraan cuaca dan perkembangan iklim di Indonesia.

Kategori :