Anak Kanker Butuh Protein Hewani Lebih Banyak, Mengapa?

Sabtu 13-07-2024,21:33 WIB
Reporter : Annisa Amalia Zahro
Editor : M. Ichsan

JAKARTA, DISWAY.ID-- Dokter spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dr. Yoga Devaera Sp.A(K) mengungkapkan bahwa anak dengan kanker yang tengah menjalani kemoterapi memerlukan protein hewani lebih banyak dibandingkan dengan orang biasanya.

Hal ini karena terdapat sejumlah efek samping dari terapi tersebut, salah satunya malnutrisi.

BACA JUGA:Peringati Hari Anak Nasional 2024, YKI Ingatkan Peran Dukungan Suportif pada Kanker Anak

BACA JUGA:FIFGROUP Gelar Edukasi dan Deteksi Dini, Untuk Tingkatkan Kesadaran Kanker

Di mana, malnutrisi bukan hanya ditandai dengan berat badan turun, melainkan juga berat badan naik karena overnutrisi.

Sementara itu, "Pada anak dengan kanker, baik karena tumornya sendiri ataupun karena obatnya, beresiko untuk lebih kurang komposisi tubuhnya akan berbeda."

Dalam hal komposisi tubuh, akan terjadi perubahan, yakni massa otot menjadi jauh berkurang karena protein akan dipecah menjadi peptida hingga asam amino.

"Ini terjadi setiap hari terlepas apakah kita tidak makan protein yang cukup. Kalau kurang dari makanan, apa yang terjadi? Terpaksa ambil dari otot," ungkapnya.

BACA JUGA:Cegah Kanker Paru Sejak Awal, Deteksi Dini dengan Low Dose CT Scan Thorax

BACA JUGA:Kate Middleton Muncul Usai Perawatan Kanker, Kerajaan Ungkap Masa-Masa Sulit yang Dilalui

"Di sinilah pentingnya asupan protein. Kalau tumornya sendiri tentu kita berharap dengan kemoterapi bisa teratasi. Tapi kalau tidak ada asupan proteinnya, (otot) ini akan jauh berkurang. Menyedihkannya adalah kalau kita tahunya terlambat. Karena masa otot itu susah untuk naik," tuturnya.

Lebih lanjut, ia menjabarkan beberapa perbedaan protein nabati dan hewani yang banyak ditemukan dalam makanan sehari-hari.

"Konsumsi protein hewan ini punya kelebihan dibandingkan dengan protein dari lauk nabati," tandasnya.

Dalam penjelasannya, protein hewani mengandung asam amino esensial jauh lebih tinggi dibanding protein nabati.

BACA JUGA:Bali International Hospital Gandeng Australia Perkuat Layanan Kanker di Indonesia

Kategori :