JAKARTA, DISWAY.ID – Salah satu persoalan dalam penyelenggaraan haji 2024 yang mengemuka adalah masalah penerbangan. Khususnya oleh Garuda Indonesia. Ada 46 kloter atau 18 ribu jamaah yang seharusnya terbang dari Jeddah, dialihkan ke Madinah. Jamaah harus dinaikkan bus selama enam jam dari Makkah ke Madinah yang berjarak 450 km.
Pengalihan rute penerbangan pulang ke tanah air itu disebabkan karena Garuda Indonesia gagal mendapatkan slot time penerbangan di Bandara Internasional King Abdul Azis, Jeddah. Sempat muncul tudingan bahwa itu merupakan kesalahan Kementerian Agama yang gagal mendapatkan slot time penerbangan di Jeddah.
Direktur Layanan Haji dalam Negeri Kemenag Saiful Mujab memastikan pengurusan slot time penerbangan jemaah haji menjadi kewajiban maskapai. Menurut Saiful, proses tata kelolanya dilakukan masing-masing maskapai dengan otoritas penerbangan di Arab Saudi.
BACA JUGA:Jamaah Haji Diimbau Segera Lapor ke Puskesmas Setibanya di Tanah Air
BACA JUGA:Jamaah Haji Jakarta Barat Kloter 38 dan 40 Tiba di Tanah Air 11 Juli 2024
Jamaah haji Indonesia menggunakan dua maskapai. Garuda Indonesia dan Saudia Airlines. Penerbangan yang menggunakan Saudia Airlines terbukti lancar dan nyaris tidak ada masalah yang berarti. Sementara penerbangan melalui maskapai Garuda Indonesia penuh dengan masalah. Selain pengalihan rute penerbangan juga sering terjadi keterlambatan penerbangan.
Seharusnya, jamaah gelombang 1 mendarat di Bandara Internasional Amir Mohammad bin Abdul Azis, Madinah. Saat pulang ke tanah air, karena posisi jamaah ada di Makkah, seharusnya terbang dari Bandara Internasional King Abdul Azis, Jeddah.
Tapi, pihak Garuda gagal mendapatkan slot time penerbangan untuk seluruh kloter gelombang 1. Terpaksa ada 18 ribu jamaah yang pemulangannya melalui Bandara Madinah. Jarak Makkah-Madinah 450 km atau enam jam perjalanan. Jamaah harus transit dulu di hotel di Madinah untuk menunggu jadwal penerbangan. Akibatnya, jamaah kelelahan.
"Salah kalau dikatakan Kemenag yang urus slot time. Otoritas yang memberikan slot time penerbangan adalah otoritas penerbangan Saudi atau GACA. Kewenangan yang mengajukan slot time adalah Airlines, baik Garuda Indonesia maupun Saudia Airlines," tegas Saiful Mujab di Jakarta, Minggu, 14 Juli 2024.
"Jadi kalau ada slot time yang tidak bisa diperoleh, itu ya kegagalan maskapai penerbangan," sambungnya.
Kemenag, kata Saiful, tidak punya kewenangan untuk mengajukan slot time penerbangan. Pengurusan slot time penerbangan oleh maskapai itu masuk di dalam kontrak kerja sama antara Kemenag dan maskapai, yakni Garuda Indonesia dan Saudia Airlines.
BACA JUGA:Pemerintah Suplai 62 Ton Obat Bagi Jamaah Haji Selama di Tanah Suci
BACA JUGA:Jelang Kepulangan dari Tanah Suci, Jamaah Haji Diimbau Jalan Kaki 30 Menit Per Hari
Kemenag pernah melakukan pertemuan dengan GACA untuk membahas pengajuan slot time penerbangan. Saat itu GACA meminta airlines yang mengajukan slot time berdasarkan kebutuhan Kemenag.
"Saat pengajuan harus detail, mulai jam penerbangan, nomor penerbangan, dan nomor pesawat. Kami sudah menyerahkan jadwal penerbangan jamaah sejak awal Januari 2024 dengan tujuan agar maskapai segera mengajukan slot time ke pihak GACA," kata Saiful.