Dengan banyaknya informasi tersebut, tak jarang kebingungan terjadi ketika memeriksa label informasi nilai gizi pada makanan kemasan.
Dalam hal ini, Evi menjelaskan bahwa terdapat dua bentuk informasi nilai gizi, yakni pada bagian belakang label dan pada bagian utama label.
BACA JUGA:Ini Posisi Tidur yang Nyaman Bagi Penderita Vertigo supaya Tidak Cepat Kambuh, Dijamin Nyenyak!
BACA JUGA:Kapan Seseorang Harus Periksa Mata? Ketahui Waktu yang Tepat dan Manfaatnya
Pada bagian belakang label biasanya berbentuk tabel yang diawali dengan takaran saji.
"Diawali dengan takaran saji, informasi kandungan zat gizi berdasarkan jumlah takaran saji. Contoh, 250 ml" tuturnya.
Perlu diingat bahwa jumlah sajian dalam satu kemasan tidak selalu satu sajian. Asupan nilai gizi sesuai dengan jumlah sajian yang dikonsumsi, sehingga asupan gizi tersebut dikalikan dengan jumlah sajian per kemasan.
Kemudian, perhatikan kandungan zat gizi pada daftar di tabel tersebut.
"Pilih pangan yang memiliki kandungan zat gizi sesuai dengan kebutuhan," tandasnya.
BACA JUGA:Pembeli Risih Mau Beli Telur Bebek Tapi Kotor, Dokter Beri Peringatan: Jangan Dibersihkan!
BACA JUGA:Orangtua Anak Penderita Kanker Bisa Alami Stres, Ini Solusinya agar Tetap Semangat
Di samping daftar zat gizi dan jumlahnya, terdapat angka kecukupan gizi (AKG) yang digunakan untuk mengetahui berapa persen zat gizi yang dipenuhi apabila mengonsumsi makanan tersebut satu takaran saji.
Pada catatan kaki, diinformasikan AKG tersebut didasarkan pada kebutuhan energi harian seseorang, umumnya 2150 kkal.
Selanjutnya, terdapat informasi nilai gizi di bagian depan kemasan yang terlihat lebih menarik menggunakan grafik (front of pack Nutrition Labelling)
Dengan format monokrom, memudahkan konsumen untuk dapat memahami kandungan gizi dalam produk pangan (consumer friendly labelling).
Biasanya, pada label ini memuat jumlah energi, lemak total, lemak jenuh, garam, dan gula yang terkandung dalam makanan kemasan olahan tersebut, dilengkapi dengan AKG.