JAKARTA, DISWAY.ID-- Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara menjadi ajang seleksi penting dan persiapan bagi atlet-atlet Indonesia menghadapi kompetisi internasional.
Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Surono, menekankan akan peran strategis PON dalam mempersiapkan atlet menuju kompetisi multievent internasional seperti SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade.
BACA JUGA:Venue PON XXI Aceh-Sumut 2024 Gak 'Kaleng-kaleng', Ini Progres Pembangunannya
BACA JUGA:Kemenpora Gelontorkan Dana Rp 516 Miliar, Bentuk Dukungan PON XXI 2024 di Aceh dan Sumut
"Yang terdekat, PON XXI Aceh-Sumatera Utara akan kita gunakan untuk seleksi SEA Games 2025 Thailand. Setelah itu akan ada Asian Games, juga Olimpade 2028 di Los Angeles," tuturnya dikutip pada Selasa, 30 Juli 2024 dalam talkshow di Forum Merdeka Barat 9.
Terdapat 65 cabang olahraga yang dipertandingkan pada PON XXI Aceh-Sumut menjadi ajang seleksi yang sangat komprehensif, meski ada beberapa cabor yang tidak bisa diikutsertakan ke event internasional.
Saat ini Olimpiade di Paris, Prancis, mempertandingkan 33 cabang olahraga, sementara SEA Games mempertandingkan sekitar 40 cabang olahraga.
Dengan target jangka panjang untuk Olimpiade 2028-2030 dan harapan agar pencak silat dipertandingkan pada Olimpiade 2036, pembinaan atlet dilakukan secara sistematis.
BACA JUGA:Jokowi Minta PON XXI dan Peparnas XVII 2024 Digelar Tepat Waktu
BACA JUGA:Sudah 70 Persen Persiapan PON XXI di Aceh dan Sumut
PON XXI Aceh-Sumut menjadi bagian penting dari strategi ini, membentuk fondasi bagi prestasi internasional Indonesia.
Melalui PON, potensi atlet dari berbagai daerah di Indonesia dapat teridentifikasi dengan jelas.
Diharapkan dalam kompetisi ini muncul bakat-bakat berpotensi yang kemudian akan dibimbing untuk bisa masuk ke level yang lebih tinggi.
Pembinaan Olahraga Berkelanjutan Surono mengakui bahwa untuk mencapai prestasi olahraga yang lebih tinggi, diperlukan pembinaan olahraga yang terstruktur dan berkelanjutan. Mulai dari pembinaan usia dini hingga pembinaan atlet elit, semua harus dilakukan secara sistematis dan terintegrasi.
Menurutnya, pembinaan atlet merupakan suatu sistem yang kompleks, melibatkan berbagai komponen mulai dari identifikasi bakat hingga partisipasi dalam ajang internasional.