"Terutama peristiwa tersebut terjadi di wilayah Republik Islam Iran, Syahid Ismail Haniyeh menjadi tamu Republik Islam Iran. Dan menyakiti tamu bahkan membuatnya syahid merupakan sebuah penghinaan, merupakan sebuah pelanggaran terhadap kehormatan Republik Islam Iran," ujar Boroujerdi.
BACA JUGA:Sebelum Tewas dalam Serangan di Iran, Ismail Haniyeh Sempat Bertemu Jusuf Kalla di Qatar
Boroujerdi juga bercerita tentang puluhan tahun perjuangan rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaannya. Menurutnya, dunia sama sekali tak bersimpatik dan malah menuduh Hamas sebagai teroris.
Ia mempertanyakan bahwa bukankah teroris itu adalah orang yang mengambil tanah kemudian menumpahkan darah anak-anak dan perempuan yang tidak berdosa.
"Apakah teroris adalah bukannya orang kemudian membunuh tamu negara lain yang mana sosok tersebut adalah sebagai sosok pejuang yang ingin untuk memerdekakan, berusaha untuk kemerdekaan bangsanya sendiri," jelas Boroujerdi.
Boroujerdi juga menyebut penyematan dunia terhadap Palestina adalh bentuk standar ganda yang tak adil. Terlebih saat dunia telah mengecam tindakan brutal Israel di Palestina.
BACA JUGA:Iran Siapkan Pasukan Serbu Israel, Yaman dan Hizbullah Ikut Ambil Bagian
"Standar ganda yang diterapkan ini sungguh sangat tidak adil. Dan saat ini kita mengetahui bahwa Israel tidak memiliki nama baik lagi di seluruh dunia dan semua dan seluruh dunia telah mengecamnya," kata Boroujerdi.
Boroujerdi menegaskan bahwa Iran akan terus membela Palestina.
"Dan kita sampaikan bahwa Iran hingga akhir hayat, hingga hari kiamat pun akan selalu membela Palestina. Dan akan terus berjuang untuk kemerdekaan Palestina," imbuh dia.