JAKARTA, DISWAY.ID – Setelah mendapatkan bantuan berbagai perlengkapan tempur dari Amerika dan sekutunya, Ukraina serang pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa yang berada di kota Energodar.
PLTN Zaporozhye sediri telah dikuasasi oleh Rusia sejak Februari 2022 lalu yang mampu menghasilkan daya hingga 6 GW.
Akibat serangan Ukraina, kebakaran hebat terjadi di PLTN Zaporozhye terpatnya di bagian menara pendingin.
BACA JUGA:Jokowi: Tak Semua Negara Bisa Miliki Kesempatan Bangun Ibukotanya Mulai dari Nol
BACA JUGA:30 Link Twibbon Hari Pramuka 2024 Terbaru lengkap Ucapan, Cocok Dibagikan ke Media Sosial!
Hal itu diungkapkan oleh pihak PLTN Zaporozhye dan menyampaikan jika pihaknya telah melakukan upaya untuk memadamkan api dan serangan itu tidak mempengaruhi operasional PLTN.
Sedangkan Gubernur Wilayah Zaporozhye Yevgeny Balitsky mengatakan sistem pendingin PLTN Zaporozhye terbakar menyusul serangan Ukraina.
Menurutnya keenam reaktor di PLTN tersebut dalam kondisi mati dingin, tidak ada bahaya ledakan.
Ia juga mengatakan latar belakang radiasi di sekitar PLTN dan kota Energodar tetap normal.
Selain itu, perusahaan nuklir Rusia Rosatom menyampaikan bahwa serangan Ukraina terhadap PLTN Zaporozhye dapat dicirikan sebagai tindakan terorisme nuklir.
BACA JUGA:BPIP Gandeng Pemkab Klaten dan Universitas Diponegoro Kuatkan Ideologi Pancasila
BACA JUGA:Terkuak! Ternyata Ini Penyebab Daya Beli Kelas Menengah Lesu
"Kami ingin menyampaikan bahwa serangan hari ini ditujukan pada peralatan PLTN, yang seharusnya berfungsi sebagai air pendingin pembangkit listrik dalam mode operasi standar," terangnya.
"Oleh karena itu, serangan ini dapat digolongkan sebagai tindakan terorisme nuklir atas nama otoritas Ukraina," tambahnya.
Rosatom menambahkan bahwa rezim Ukraina telah lama secara sistematis berupaya melakukan serangan terhadap PLTN Zaporozhye dan kota Energodar.