JAKARTA, DISWAY.ID - Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Prof. Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri, meminta agar para calon kepala daerah yang diusung partainya berani melawan ketika menemukan upaya intimidasi serta pengarahan oleh aparat untuk kepentingan penguasa tertentu.
Selain itu, Megawati juga menyinggung bagaimana demokrasi pemilihan langsung di Indonesia banyak dinilai mengalami kemunduran karena temuan bahwa pemilihan langsung terjadi diiringi intimidasi atas orderan penguasa.
Hal itu disampaikannya saat menyampaikan pidatonya di sela-sela pengumuman bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dari PDI Perjuangan di Kantor DPP PDIP, di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, pada Rabu, 14 Agustus 2024.
Megawati menyampaikan kepada para calon kepala daerah yang baru saja diberikan rekomendasi dukungan dari PDIP, untuk berani melawan intimidasi.
"Jadi tadi yang saya kasihin (dukungan), maka kalian berani apa nggak? Ya bicara baik baik aja pak. Kalau ada yang mau mengintimidasi, ngomong 'pak kita ini juga warga loh'. Nanti mulai dari kepala desa. Betul apa tidak?," ujarnya.
Megawati menyatakan dirinya menerima banyak keluhan.
Bahwa, Indonesia kini sudah tak lagi berkarakter lantaran penguasanya terlihat mendesain jalannya Pemilu sedemikian rupa.
BACA JUGA:Megawati Bakal Umumkan 305 Bakal Calon Kepala Daerah yang Diusung PDIP
Keluhan muncul dengan salah satunya dalam upaya menjegal figur-figur tertentu untuk bisa maju bertarung.
"Jadi udah nggak berkarakter Indonesia. Mana adil makmur ya, kalau penguasanya aja nyuruh ini, musti nggak boleh nih, yang itu nggak boleh jadi tuh. Ini itu nanti yang ono nggak boleh jadi tuh," kata Mega.
Ia menyampaikan, hal itu berdasarkan bukti-bukti yang sudah terjadi sebelumnya.
Megawati mengingatkan dirinya sudah berjuang mengubah Pemilu tidak langsung menjadi langsung. Namun justru dengan Pemilu langsung, terjadi banyak masalah saat ini.
BACA JUGA:Hasto Sebut Hubungan Megawati dengan Jokowi Memang Harus Baik
"Dari Pemilu tidak langsung zaman pak Harto diubah reformasi, ingat sampai saya juga loh yang jalankan berhasil. Tapi sayanya kalah, karena apa? Ternyata juga dipakai bermanipulasi," imbuhnyi.