BACA JUGA:Enggak Pakai Ribet! Begini Cara Buat QRIS melalui Aplikasi BRImerchant
BACA JUGA:Program Zero Waste to Landfill BRI, Aksi Nyata BRI Menuju Zero Emission 2050
Alhasil kini kurang lebih 70% warga Desa Bulang menjadi pengusaha klepon seperti keluarga Hj Nunuk.
Ramainya pengusaha klepon, semakin menguatkan identitas Desa Bulang sebagai 'Kampung Klepon'.
Kelapa Dusun Bulang, Suyit, mengaku dengan mayoritas warganya menjalani bisnis sebagai pengusaha klepon, wilayahnya menjadi tujuan wisata kuliner bagi warga lokal dan pendatang yang ingin merasakan sensasi nikmatnya kue kenyal berwarna hijau itu.
Dengan semakin banyaknya pengunjung, Suyit merasakan betul warga Desa Bulang semakin bergairah menjalankan bisnis klepon.
Meski terlihat bersaing, sebenarnya para pedagang klepon Desa Bulang justru lebih sering berkolaborasi.
BACA JUGA:Jadi AgenBRILink, Wanita Hebat ini Terus Berinovasi Bawa Manfaat ke Masyarakat Sekitar
BACA JUGA:Peringati HUT ke-79 RI, BRI Kembali Berikan Beasiswa Bagi Paskibraka Tingkat Pusat
Seperti dirasakan Julaikah, pemilik usaha Klepon Anggun di Desa Bulang. Meski berjarak sekitar 50 meter dari Klepon Hj Nunuk, kondisi ini justru menjadi peluang baik baginya.
Masuk sebagai klaster binaan BRI, Julaikah menceritakan sudah sejak 2013 mendirikan bisnis kue klepon.
Sejauh ini tantangan yang dirasakan bukan persaingan dengan para pedagang klepon sekitar. Melainkan kenaikan harga bahan pembuatan klepon.
Mulai dari kacang, gula hingga tepung.
“Selama 11 tahun ini, tantangannya itu kenaikan harga. Yang tadinya murah sekarang harganya melonjak cukup tinggi,” ujar Julaikah.
Jajanan kue klepon tentu menjadi unggulan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Desa Bulang.