JAKARTA, DISWAY.ID - Pada 22 Juli 2024 lalu, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat resmi menyatakan bahwa PT Aditec Cakrawiyasa selaku produsen kompor gas, regulator dan selang merek Quantum telah bangkrut.
Bahkan, kini PT Aditec Cakrawiyasa juga harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 511 karyawannya.
Menurut keterangan Direktur Aditec Cakrawiyasa, Iwan Budi Buana, penurunan penjualan adalah alasan dibalik kebangkrutan perusahaan.
BACA JUGA:Kompor Gas Meledak, Apartemen Sentra Timur di Cakung Kebakaran, 1 Orang Luka-luka
Menurutnya, penjualan sudah menurun drastis sejak sebelum pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia pada tahun 2020-2023 lalu, dan semakin anjlok setelah pandemi.
"Kita coba berjualan lagi pasca Covid-19, tapi penjualan drop dan fixed cost naik terus," jelas Iwan dalam keterangan tertulisnya pada Rabu 11 September 2024.
BACA JUGA:Kompor Gas Bocor Penyebab Kebakaran di Kebon Kosong, Begini Kondisi Tukang Bakso dan Anaknya
Selain itu, Iwan juga mengungkapkan bahwa perusahaan saat ini juga masih harus dihadapkan dengan hutang serta tunggakan uang pesangon. Tidak hanya itu, perusahaan juga diketahui masih memiliki hutang kepada supplier.
"Banyak hutang pinjaman juga, ke supplier," ujar Iwan.
BACA JUGA:Kompor Minyak Jelantah Tak Kalah Dengan LPG yang Harga Terus Menanjak, Netizen: Cuma Rp 300 Ribuan
Sementara itu, sejumlah warganet mengatakan bahwa alasan dibalik penurunan penjualan kompor Quantum adalah karena barang hasil produksi yang rupanya jauh lebih awet, sehingga tidak banyak jumlah masyarakat yang melakukan pembelian ulang. Selain itu, sejumlah warganet juga mengungkapkan bahwa kualitas kompor Quantum juga mulai menurun jika dibandingkan dengan barang hasil produksi tahun-tahun sebelumnya.
"Kompor gas andalan, terlalu awet," tulis pengguna akun Instagram @vh***rix.
"Saking bagusnya merek ini jarang rusak. Mungkin daya beli jadi menurun karena memang bagus," tulis pengguna akun Instagram @mi***iu.
BACA JUGA:Kompor Minyak Jelantah Tak Kalah Dengan LPG yang Harga Terus Menanjak, Netizen: Cuma Rp 300 Ribuan
"Penyebab banyak pesaing lokal maupun import. Ditambah lagi kompor nyala apinya kecil," ujar pengguna akun X (sebelumnya Twitter) @Ikr*m*n*abi*in.