JAKARTA, DISWAY.ID - Dalam mempermudah upaya untuk mendorong sektor industri untuk berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca melalui pencapaian Net Zero Emission (NZE), Kementerian Perindustrian (Kemenperin) senantiasa konsisten mendukung penumbuhan industri hilir pengolahan sumber daya alam serta menciptakan industri hijau yang ramah lingkungan dan lestari berkelanjutan.
Menurut keterangan Direktur Jenderal Industri Agro, Putu Juli Ardika, salah satu upaya konkret adalah pemanfaatan produk samping tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menjadi aneka produk hilir bernilai tambah tinggi.
Putu menyampaikan, pengolahan TKKS sebagai sumber daya industri menjadikan posisi TKKS naik kelas, dari yang semula dianggap sebagai limbah, menjadi produk samping yang mempunyai nilai ekonomis yang potensial.
BACA JUGA:Ayah Kandung Kabur dari Tanggungjawab, Baim Alkatiri Baru Sadar Dieksploitasi Sejak SMP
"Dengan teknologi enzymatic, TKKS yang semula tidak diinginkan karena dapat menjadi tempat bertumbuhnya hama penyakit kelapa sawit, dapat diolah menjadi produk industri biokimia untuk substitusi impor, termasuk untuk produksi bioethanol, asam-asam organik, dan bahan kimia bernilai tambah lainnya," jelas Putu dalam keterangan resminya pada Rabu 11 September 2024.
Salah satu inovasi pengelolaan biomassa sawit yang diinisiasi Kementerian Perindustrian adalah pengembangan teknologi fraksionasi TKKS menjadi aneka prekursor bahan kimia terbarukan, yaitu glukosa, xylosa, dan lignin.
Prekursor adalah bahan baku dasar untuk menghasilkan aneka produk kima berbasis nabati yang menjadi kunci penumbuhan hilirisasi industri.
BACA JUGA:Jadwal Layanan SIM Keliling Jakarta Hari Ini 12 September 2024, Ada di 5 Lokasi
BACA JUGA:Jadwal Hong Kong Open 2024 Hari Ini 12 September, Aksi Fikri/Daniel dan Leo/Bagas Lawan Unggulan
Inovasi dalam pengelolaan biomassa ini tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi, tetapi juga meningkatkan keberlanjutan sektor perkelapasawitan di Indonesia.
Dengan memanfaatkan limbah sebagai sumber daya, diharapkan industri kelapa sawit dapat bertransformasi menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan.
"Dengan mengolah biomassa sawit menjadi bahan baku yang berguna, kita tidak hanya menciptakan nilai tambah bagi industri kelapa sawit, tetapi juga mendukung upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca," ujar Putu.
BACA JUGA:Kun Wardana Dukung Sekolah Swasta Gratis untuk Anak-Anak Jakarta