KemenKopUKM Tekankan Pentingnya Restrukturasi untuk Dorong Daya Saing UMKM

Kamis 19-09-2024,06:23 WIB
Reporter : Bianca Khairunnisa
Editor : Subroto Dwi Nugroho

JAKARTA, DISWAY.ID -- Dalam upaya mendorong kontribusi UMKM ke pertumbuhan ekonomi nasional, transformasi dan restrukturasi bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan daya saing global UMKM.

Menurut keterangan Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki, mengungkapkan bahwa sebanyak 96 persen usaha di Indonesia merupakan usaha di sektor mikro yang kalah produktif dibanding korporasi.

Mayoritas usaha mikro, memiliki permasalahan terhadap akses pembiayaan, maupun teknologi produksi maupun akses market. 

BACA JUGA:BRI Liga 1 Bergulir, Omzet UMKM Penjual Gorengan ini Meningkat Hingga Dua Kali Lipat

BACA JUGA:Pasar Start-Up di Indonesia Semakin Berkembang, KemenKopUKM Tekankan Perlunya Kolaborasi

"Artinya penting bagi UMKM yang mikro yang menyediakan 97 persen lapangan kerja. Tapi kalau ini (ekonomi subsisten) diteruskan yang mayoritas usahanya serupa dan lokal, sulit untuk dilakukan scaling-up skala usahanya. Maka, hal ini menjadi alasan perlunya dilakukan transformasi usaha menjadi lebih formal," jelas Menteri Teten dalam keterangan resminya pada Rabu 18 September 2024.

Sementara itu, restrukturisasi UMKM juga tak kalah penting terus dilakukan. Untuk inilah, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) telah merumuskan program atau kebijakan untuk melahirkan entrepreneur baru by design, yang memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang, sekaligus bersaing di pasar global.

"Ke depan perlu restrukturisasi, melahirkan entrepreneur baru dengan produk dan ekonomi baru. Supaya kue ekonomi UMKM semakin besar," ujar Menteri Teten.

Restrukturisasi UMKM, kata MenKopUKM, termasuk mendorong UMKM menjadi bagian industri.

BACA JUGA:Dorong Usaha Start-Up di Indonesia, MenKopUKM Teten Beberkan Tiga Tantangan Besar

BACA JUGA:Perkuat Ekosistem UMKM, Astra dan YDBA Berikan Pembinaan dan Kolaborasi

Mengingat di Indonesia baru mencapai 4,2 persen yang masuk dalam global value chain, tertinggal dengan Vietnam yang meski industrialisasinya lamban, tetapi sudah masuk dalam rantai pasok global hingga sebesar 24,6 persen.

"UMKM kita disconnected dengan industri. Untuk itu, selain transformasi, restrukturisasi perlu dalam menciptakan UMKM baru dengan ekonomi baru," pungkas Menteri Teten.

Dalam mewujudkan hal tersebut, KemenKopUKM telah memiliki program kewirausahaan dengan masuk ke kampus-kampus melalui program Entrepreneur Hub.

Sehingga diharapkan bisa memperbaiki UMKM yang ada saat ini dengan menciptakan UMKM by design.

Kategori :