JAKARTA, DISWAY.ID - Kembali dibukanya izin pasir laut menuai protes dari berbagai pihak termasuk mantan Menteri Kelautan.
Dalam akun media sosialnya, terungkap protes Susi Pudjiastuti pada Jokowi beri izin ekspor pasir laut dan menuliskan bahwa sedimen juga penting untuk kita.
Proter tersebut disampaikannya dalam menanggapi dibukanya keran ekspor pasir laut setelah dilarang selama 20 tahun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa perizinan ekspor tersebut bukanlah dimaksudkan kepada komoditas pasir laut, melainkan kepada hasil sedimentasi.
BACA JUGA:Hasil Liga Champions 2024/25: Paulo Gazzaniga Beri Kemenangan untuk PSG di Menit-menit Terakhir
Menurut keterangan Presiden Jokowi, hasil sedimentasi laut tersebut dianggap menganggu alur jalannya kapal yang masuk.
Dengan ini, ia juga meminta masyarakat untuk tidak menyamakan hasil sedimentasi laut dengan pasir laut.
"Itu bukan pasir laut ya. Yang dibukan itu sedimen, sedimen itu beda," ujar Presiden Jokowi dalam keterangan resminya pada Selasa 17 September 2024.
Menanggapi pernyataan Presiden Jokowi tersebut, Mantan Menteri Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti mengungkapkan bahwa sedimen laut dalam bentuk apapun merupakan hal yang sangat penting bagi keberadaan Indonesia.
BACA JUGA:Update Prakiraan Cuaca Hari Ini di DKI Jakarta Pada Kamis, 19 September 2024
BACA JUGA:KemenKopUKM Tekankan Pentingnya Restrukturasi untuk Dorong Daya Saing UMKM
"Pasir, sedimen apapun disebutnya sangat penting untuk keberadaan kita," tulis Susi dalam akun resmi media sosial X miliknya, @susipudjiastuti, pada Rabu 18 September 2024.
Selain itu Susi juga menambahkan bahwa alih-alih mengekspor, komoditas pasir atau sedimen ini seharusnya digunakan untuk meninggikan wilayah Pantura Jawa dan sekitarnya, yang diketahui sudah terkena abrasi parah.
"Bila kita mau ambil pasir/ sedimen, pakelah untuk meninggikan wilayah Pantura Jawa dll yang sudah parah kena abrasi dan sebagian sudah tenggelam. Kembalikan tanah daratan sawah2 rakyat kita di Pantura. Bukan diekspor," pungkas Susi.
BACA JUGA:KPK Ungkap Persoalan Dugaan Korupsi Dana CSR BI dan OJK