JAKARTA, DISWAY.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperingatkan adanya ancaman gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) masif sebanyak pada tahun 2025 nanti.
Bahkan, Presiden Jokowi juga menyebutkan bahwa sebanyak 85 juta pekerjaan terancam hilang seiring dengan gelombang PHK masif tersebut.
Dalam keterangannya, Jokowi menyebutkan bahwa hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah karena peningkatan penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam berbagai sektor pekerjaan.
BACA JUGA:Cegah PHK, Ridwan Kamil Siapkan Program Kredit dan Pengembangan Sektor Pariwisata
"Tahun 2025, jumlah pekerjaan yang hilang itu ada 85 juta. Jumlah itu tidak kecil," ujar Jokowi dalam keterangan resminya pada Kamis 19 September 2024.
Selain itu menurut Jokowi, saat ini tidak sedikit perusahaan yang justru malah memperkerjakan para pekerja freelance demi mengurangi risiko ketidakpastian global.
Menurutnya, hal ini bisa menjadi tren tersendiri apabila tidak diatasi dengan baik.
BACA JUGA:7 Fakta Pabrik Kompor Quantum yang Bangkrut, dari Legendaris hingga PHK Ratusan Karyawannya
"Perusahaan akan memilih pekerja independen, yang freelance, untuk mengurangi ketidakpastian global. Ini akan menjadi tren kalau tidak dikelola dengan baik," jelas Presiden Jokowi.
Tidak hanya itu, ketidakpastian ekonomi global juga turut berperan dalam membawa tantangan bagi perekonomian seluruh negara yang ada di dunia.
BACA JUGA:Alarm Ancaman Turunnya Kelas Menengah Terjadi Sejak April, Ujung-ujungnya PHK Lagi
Dalam hal ini, Presiden Jokowi juga turut memperingatkan Indonesia agar selalu tetap waspada.
"Jangan terlalu larut dalam situasi global, kita harus selalu melihat angka-angka dengan penghitungan yang cermat," tegas Jokowi.
BACA JUGA:PHK Jakarta Tertinggi Kedua di Penghujung Pemerintahan Jokowi, Menaker: Badai PHK Belum Reda
Tidak lupa, Jokowi juga memberikan sejumlah saran kepada anggota Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) untuk merancang ekonomi ke depan.