"Begitu keran impor dibuka besar-besaran, maka manufacturing kita ternyata tidak bisa memberikan daya saing pada produk-produk dari luar, sehingga akhirnya mereka secara alami kalah," jelas Achmad.
Menurut Achmad, sebenarnya penurunan yang terjadi di sektor manufaktur ini dapat diatasi apabila Pemerintah mau berinvestasi besar-besaran ke sektor manufaktur.
Namun pada kenyataannya, Pemerintah justru mendukung masuknya perusahaan-perusahaan impor tersebut.
"Ini kesalahan kita juga, kenapa gak kita 'lawan' barang impor tersebut itu dengan cara investasi besar-besaran juga dalam masif manufacturing. Tapi nyatanya industri manufaktur kebanyakan berjuang sendiri, tidak bersama dengan Pemerintah menghadapi tantangan ini. Pemerintah malah meng-encourage perusahaan-perusahaan impor tersebut untuk masuk ke Indonesia," pungkas Achmad.