"Para ahli di Amerika, Eropa, Asia Pasifik. Kita sepakat bahwa pada AF ini, bukti-bukti ilmiah yang terbaik menunjukkan bahwa tindakan ablasi adalah cara untuk memperbaiki AF yang lebih bagus daripada obat," tandasnya.
Berbagai penelitian telah dilakukan dengan membandingkan antara ablasi dengan obat.
"Ternyata yang diablasi lebih sedikit kejadian strokenya, lebih sedikit bolak-balik ke rumah sakit karena keluhan berdebar, lebih panjang umurnya, lebih bagus quality of life-nya," paparnya.
BACA JUGA:Waduh! Gen Z Juga Punya Risiko Kena Penyakit Jantung Lho Guys, Ini Kata Ahli
"European Society of Cardiology, American Heart Association, Asia Pacific Heart Rhythm Society, semua menganjurkan ablasi menjadi first line untuk Pengobatan AF," tandasnya lagi.
Dijelaskannya, ablasi bekerja dengan mematikan sumber-sumber AF dengan dua cara, yakni pemanasan (radio frekuensi) dan pendinginan menggunakan gas helium (cryo).
"Ablasi itu mematikan listrik di dalam situ (lubang muara pembuluh darah). Kemudian juga membentengi/membuat barier supaya terisolasi terhadap jaringan jantungnya," paparnya.
BACA JUGA:5 Manfaat Konsumsi Daging Buah Kelapa untuk Kesehatan, Baik untuk Kulit dan Jantung
Dengan begitu, meski listrik mengalir dari sumber-sumber tersebut, tidak akan masuk ke jaringan jantung dan memengaruhi pemompaan aliran darah.
Tingkat keberhasilan ablasi juga dinilai sangat baik, yakni 86% pasien tidak mengalami kekambuhan setelah 1 tahun.
"Tingkat keberhasilan kita untuk tetap iramanya normal setelah diablasi dalam pengamatan 1 tahun (long term result) di angka 86%. Angka ini kurang lebih setara kalau kita melakukan tindakan ini di Mayo Clinic di Amerika."