JAKARTA, DISWAY.ID - Pertamina International Shipping (PIS) kian mantap menatap bisnis pengangkutan karbon, khususnya dalam bisnis Carbon Capture and Storage atau Carbon Capture Utilisation and Storage (CCS/CCUS).
Bersama mitra strategis Nippon Yusen Kaisha Group (NYK), PIS buka bukaan tentang persiapan dalam membangun armada dan infrastruktur pendukung bisnis CCS/CCUS dalam forum Gastech 2024, di Texas, Amerika Serikat.
CEO PIS Yoki Firnandi mengatakan bahwasanya awal tahun ini, pemerintah mengeluarkan Perpres No.14 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Penangkapan dan Penyimpanan Karbon.
BACA JUGA:Prabowo Sebut Indonesia Belum Bisa Miliki Pertahanan yang Kuat, Dahulukan Kesejahteraan Rakyat
Perpres ini kaya Yoki menjadi tonggak penting sekaligus lampu hijau bagi PIS dalam mengejar komitmen Pertamina mencapai Net Zero Emission pada 2060.
Sekaligus, komitmen International Maritime Organization (IMO) mengurangi emisi dari industri perkapalan.
“Suka atau tidak, kita harus bergerak cepat untuk mengantisipasi kebutuhan akan CCS di masa depan. Pada saat bersamaan, kami harus berinvestasi untuk menghadapi kebutuhan energi saat ini dan masa depan. Contohnya adalah melalui kerja sama kami dengan NYK dalam mengembangkan transportasi CCS di Indonesia,” ujar Yoki Rabu 25 September 2024.
Salah satu yang tengah PIS siapkan melalui kerja samanya dengan NYK yaitu investasi kapal pengangkut LCO2 (liquid carbon dioxide) dan receiving terminal.
BACA JUGA:22 Remaja Diamankan Buntut Kasus 7 Jenazah Kali Bekasi, Ada yang Positif Obat Terlarang
BACA JUGA:Intip Prediksi Setlist Konser LANY di Jakarta 9-10 Oktober 2024, Udah Siap Karaoke Bareng?
Keduanya merupakan infrastruktur utama yang dibutuhkan dalam mengembangkan bisnis CCS/CCUS.
Lebih lanjut kata Yoki, bisnis hijau atau bisnis yang berkelanjutan senantiasa menjadi fokus utama PIS dalam mendukung komitmen pemerintah mencapai Net Zero Emission pada 2060.
Guna mewujudkan komitmen tersebut, PIS menargetkan menurunkan 30 persen dari total emisi karbon dalam operasional perusahaan di akhir 2030.
Implementasi transformasi hijau secara cepat sudah dilakukan PIS, seperti peremajaan armada dengan kapal yang lebih ramah lingkungan dan menggunakan bahan bakar alternatif seperti dual-fuel dan biodiesel.