BACA JUGA:Terharu! Kisah Rifky Bujana Bisri Anak Driver Ojol, Raih Beasiswa University of British Columbia
Menanggapi hal ini, Plt Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyebut bahwa perbedaan pendapat memang lumrah terjadi.
Namun demikian, ia memastikan bahwa pandemi bukan agenda terselubung asing.
Pasalnya, semua negara turut merasakan pandemi yang juga berdampak pada perekonomian negara masing-masing.
BACA JUGA:Tim Pengacara Razman Bilang Lolly Sempat Minta Tolong Laporkan Nikita Mirzani ke Polisi
BACA JUGA:AHY Raih Gelar Doktor Unair dengan Predikat Cumlaude
"Tidak apa-aoa (beda pendapat). Semua negara mengalami dan semua juga merasakan pandemi. Seperti pandemi Spanyol dan flu burung," kata Nadia ketika dihubungi Disway, 7 Oktober 2024.
Begitu pula dengan PCR yang menjadi alat diagnostik Covid-19 paling akurat sejauh ini.
Ia menegaskan bahwa setiap alat diagnostik telah melalui uji spesifitas dan sensitivitas untuk dapat memastikan penyebab suatu penyakit.
Termasuk PCR yang menjadi alat diagnostik mencari kuman penyebab penyakit, seperti Covid-19.
BACA JUGA:Lebanon Darurat, 116 WNI Tetap Memilih Bertahan di Tengah Krisis
BACA JUGA:Sepak Terjang Raffi Ahmad di Dunia Bisnis, Didapuk Jadi Waketum Kadin
"Jadi kita yakin (atas hasil diagnosis) dan pengobatan tidak salah. Kita juga mampu memisahkan mana yang sakit, mana yang sehat sehingga tidak ada penularan luas yang berujung pada kematian menjadi banyak," tuturnya.
Adapun pengambilan sampel yang tidak menggunakan air liur larena pH yang bisa jadi tidak cocok untuk virus bereplikasi.
"Tempat virus terbanyak bukan di air liur karena bisa saja pH-nya tidak cocok untuk virus bereplikasi," pungkasnya.