- Padepokan Mangun Dharmo (Malang)
- Yayasan Tari Topeng Mimi Rasinah (Indramayu)
- Sanggar Sekar Kedhaton Somokaton (Klaten)
- Sanggar Seni Satriya Lelana (Bali)
- Sanggar Wayang Bundeng Gepuk (Wonosobo)
- Sanggar Albanyiuri (Banjarmasin)
BACA JUGA:Ini Dia Rekomendasi Investasi Cuan Ekonom Danamon, Ada Obligasi dan Reksa Dana Pendapatan Tetap
- Pesinauan Sekolah Adat Osing (Banyuwangi)
- Sanggar Kedhaton Ati (Karanganyar)
- Komunitas Seni Tadulako (Palu)
- Sanggar Maestro Topeng Ghulur Ji Hanan (Sumenep)
Sebagai bocoran, Sanggar Albaynyiuri akan berkolaborasi dengan koreografer profesional Djarot Budi Darsono menampilkan ritual Manopeng dengan pendekatan yang segar, tetapi tetap setia pada esensinya.
Begitu pula dengan Yayasan Tari Topeng Mimi Rasidah dari Indramayu yang ngajak generasi muda, bahkan balita sebagai simbol keberlanjutan tradisi dan adaptasi di tengah perubahan zaman.
Sepuluh kelompok tersebut pun mendapatkan pendampingan intensif dari seniman lintas disiplin, mulai dari Herry Dim (seni rupa), Epi Martison (etnomusikolog), Ismail Basbeth, Tonny Trimarsanto (sineas) serta Hanny Herlina, dan Shinta Febriany (penari dan koreografer).
Pendampingan bertujuan untuk menciptakan pertunjukan yang menggabungkan aspek tradisi dengan sentuhan kontemporer, tanpa menghilangkan esensi budaya Panji.
BACA JUGA:Ini Keunggulan Produk Biologi untuk Pengobatan Degeneratif, Kini Gencar Dikembangkan Pemerintah