BEKASI, DISWAY.ID - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Bekasi menerima laporan terkait istri Cawalkot Heri Koswara diduga berkampanye di tempat ibadah.
Kegiatan tersebut berlangsung di Mushola Uswatun Hasanah yang berlokasi di Kelurahan Jati Mekar, Jatiasih, Kota Bekasi pada Selasa, 1 Oktober 2024.
BACA JUGA:Heri Koswara Keliling Kota Bekasi di 12 Titik, Katrol Elektabilitas!
BACA JUGA:Heri Koswara Janji Buka 100 Ribu Lapangan Kerja untuk Anak Muda di Kota Bekasi
Diketahui, dalam acara yang digelar di tempat tersebut, istri Heri Koswara Nur Indah Harahap terlihat mengikuti kajian agama yang berujung pada kampanye politik.
Awalnya, sejumlah jamaah berkumpul di mushola dengan maksud mengikuti kajian agama yang selama ini rutin mereka ikuti. Namun, tanpa diduga, kajian agama tersebut berubah menjadi kampanye.
Istri Heri Koswara ini pun langsung menyuarakan pendapat dan memfasilitasi diskusi terkait sejumlah inisiatif kerja yang diajukan pasangan calon Heri-Solihin.
BACA JUGA:Klaim Bersih dari Korupsi, Heri Koswara: Cek Jejak Digital, Googling Sendiri
Kajian agama memang telah berkembang menjadi ajang keterlibatan politik. Bahkan, hampir seluruh tempat tersebut dihiasi spanduk RISOL julukan calon itu, bahkan hingga mimbar imam saat salat.
Tokoh Agama asal Jatiasih, Kiyai Haji Mas’ud menegaskan bahwa keterlibatan dalam politik di dalam masjid dan pengajian agama dapat merusak nilai-nilai agama dan memicu perpecahan di tengah masyarakat.
Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa setiap masyarakat mungkin memiliki preferensi politik yang berbeda-beda selama Pilkada.
BACA JUGA:Heri Koswara Ungkap Jual Beli Jabatan ASN Pemerintahan Kota Bekasi Sudah Kronis
"Kalau kemudian forum keagamaan dijadikan sarana untuk mengkampanyekan politik praktis, maka akan menimbulkan perpecahan dan mendegradasi nilai agama itu sendiri,” ungkap Kyai Mas’ud
Ia menegaskan, agama seharusnya menjadi sumber inspirasi utama dalam berpolitik untuk meningkatkan moralitas, bukan malah dimanfaatkan sebagai ajang kampanye.
"Yang seharusnya agama dijadikan sumber inspirasi dalam berpolitik agar bermoral, namun ini sebaliknya malah agama dijadikan alat politik," terang dia.