JAKARTA, DISWAY.ID - Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menyampaikan belasungkawa atas 'kemartiran' kepala Hamas Yahya Sinwar pada Jumat, 18 Oktober 2024.
PLO, yang secara internasional dipandang sebagai satu-satunya wakil sah rakyat Palestina, menyerukan persatuan di antara semua faksi Palestina untuk berperang melawan Israel.
"Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Palestina dan semua faksi nasional atas kemartiran pemimpin nasional besar Yahya Sinwar, kepala biro politik Hamas," kata pernyataan komite tersebut, dikutip dari laman Arab News.
PLO menuduh Israel melakukan "pembantaian dan genosida" terhadap warga Palestina dan menyerukan semua faksi Palestina untuk bersatu, terutama setelah kematian Sinwar.
PLO menyerukan perjuangan bersatu melawan Israel untuk menuntut kembali hak-hak mereka sepenuhnya, termasuk hak untuk kembali, mengakhiri pendudukan, dan mendirikan negara Palestina.
"Kami di semua wilayah yang kami duduki berdasarkan perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya yang abadi," kata pernyataan itu.
Dalam pernyataan terpisah, Fatah, partai presiden Palestina Mahmud Abbas, mengatakan kebijakan Israel yang “membunuh dan melakukan terorisme tidak akan berhasil dalam mematahkan keinginan rakyat kami untuk meraih hak-hak nasional mereka yang sah atas kebebasan dan kemerdekaan.”
Organisasi Pembebasan Palestina diakui oleh Liga Arab sebagai "satu-satunya perwakilan sah rakyat Palestina", dan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai "perwakilan rakyat Palestina".
BACA JUGA:4 Daftar Pimpinan Hamas yang Tewas dalam Serangan Israel Sepanjang 2024, Terbaru Ada Yahya Sinwar
Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), organisasi politik induk yang mengklaim mewakili warga Palestina di dunia—warga Arab dan keturunan mereka yang tinggal di wilayah Palestina yang diamanatkan sebelum berdirinya Negara Israel pada tahun 1948.
PFLP mendeklarasikan bahwa tujuannya adalah untuk ``menciptakan Palestina yang demokratis bagi rakyat, tempat orang Arab dan Yahudi akan hidup tanpa diskriminasi, sebuah negara tanpa kelas dan penindasan nasional, sebuah negara yang memperbolehkan orang Arab dan Yahudi mengembangkan budaya nasional mereka.