Si Kecil Kurang Berprestasi di Sekolah, Penelitian FKI Ungkap Penyebab Buruknya Working Memory Siswa SD

Rabu 23-10-2024,09:06 WIB
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Editor : Marieska Harya Virdhani

Anak-anak dengan anemia memiliki skor memori kerja yang jauh lebih rendah, bahkan berdampak klinis yang sangat nyata.

BACA JUGA:ALETRA Siap Meluncur November 2024, Bangun Fasilitas Penelitian Kendaraan Listrik

“Anemia Kurang besi secara langsung membatasi kemampuan anak untuk menyerap informasi, berpikir logis, dan berpartisipasi aktif di kelas," ujar kedua inisiator Fokus Kesehatan Indonesia (FKI) ini.

Asupan Gizi Murid Kurang Energi, Harus Cukup Makan Selama Sekolah?

Lebih lanjut, Prof Nila Moeloek menegaskan, penelitian ini menunjukkan bahwa kurangnya asupan zat gizi makro adalah penyebab mayor dari masalah ini. 28% anak-anak memiliki asupan energi yang tidak mencukupi, dan lebih dari 63% anak kekurangan karbohidrat.

“Ini adalah fakta yang bisa dihubungkan secara medis bahwa anak-anak SD banyak yang tidak cukup makan, sehingga asupan gizi terutama gizi makro menjadi tidak cukup. Padahal asupan gizi makro ini penting sekali karena langsung dipakai tubuh dan otak sebagai energi untuk aktivitas, berpikir, bermain, dan belajar, jadi kalau memang makan tidak cukup makan energinya juga tidak tersedia untuk belajar dan bermain di sekolah," tegasnya.

BACA JUGA:Tak Masuk Kabinet Merah Putih, PDIP Akan Dukung Pemerintahan dengan Berikan Kritik Konstruktif

Dampak Luas pada Pendidikan dan Ekonomi Bangsa

Jika gangguan memori kerja ini tidak segera ditangani, dampaknya pada kualitas pendidikan di Indonesia akan semakin besar.

Anak-anak yang memiliki gangguan memori kerja tidak hanya kesulitan belajar, tetapi juga akan mengalami kesulitan dalam mencapai potensi penuh mereka dalam kehidupan sosial dan karier dimasa depan.

Ini bukan hanya masalah kesehatan individu, tetapi juga masalah ekonomi.

Apa yang ditemukan dalam penelitian ini adalah puncak gunung es, dan jika tidak ada intervensi segera, kita akan melihat generasi yang terjebak dalam lingkaran kekurangan gizi, pendidikan yang tidak baik, dan hilangnya kesempatan hidup berkualitas.

BACA JUGA:Tingkatkan Kualitas Menu Makan Bergizi Gratis, Pemprov DKI Gandeng Kemenkes

Langkah Mendatang: Solusi Gizi yang Diperlukan Segera

Dalam penelitian oleh tim yang diperkuat oleh Dr. Tonny Sundjaya, Dr. Kianti Raisa dan Dr. Eric Tjoeng ini menegaskan pentingnya tindakan segera.

Program intervensi gizi yang menyeluruh dan berkelanjutan harus menjadi prioritas utama pemerintah.

Program pemberian makan siang bergizi di sekolah juga menjadi salah satu potensi solusi, asalkan dijalankan dengan baik dan memastikan makanan dikonsumsi secara habis di sekolah oleh semua murid.

Setiap anak yang kekurangan gizi adalah kehilangan masa depan bangsa.

BACA JUGA:Uji Coba Makan Bergizi Gratis di SDN Gerendeng Tangerang, Siswa Makan dengan Lahap

Kategori :