Salah satu yang beruntung untuk berangkat umrah dari program #NazarKehamilan Shandy Purnamasari adalah Mustafa, seorang guru ngaji dan petani asal Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, Madura.
BACA JUGA:PStore Menang Gugatan Merek MS Glow, Shandy Purnamasari dan 5 Tergugat Harus Lakukan Kewajiban Ini
Tim J99 Foundation menilai sosok Mustafa sebagai orang yang sangat layak mendapatkan kesempatan istimewa.
Ketulusan dirasakan oleh tim J99 Foundation saat melakukan kunjungan lapangan meninjau lokasi tempat tingga Mustafa beberapa waktu lalu.
Kesan pertama dari madrasah maupun tempat tinggal Pak Mustafa adalah kental akan kesederhanaan.
Hal ini terlihat dari rumah yang hanya beralaskan tanah dan bangunan yang masih belum rampung pembangunannnya.
Hal unik yang ada di madrasah adalah ketika ada murid yang belajar mengaji, mereka masih menggunakan patahan ranting pohon untuk media bantu menunjuk huruf arab yang akan dibaca.
"Terasa sekali, keikhlasan dan ketulusan seorang muslim di diri Pak Mustafa. Setiap bulannya santri yang belajar di madrasah membayar iuran sebesar Rp5.000 saja. Tidak ada sistem gaji sebagai guru ngaji karena memang bisa dikatakan pekerjaan ini berdasarkan keikhlasan untuk pendidikan agama anak-anak,” ungkap perwakilan J99 Foundation, Alfan Salim.
BACA JUGA:Makan Bergizi Gratis untuk Ibu Hamil di Jakarta Segera Diuji Coba
Untuk mencukupi kebutuhan sehari hari, Mustafa biasanya menggarap lahan dua petak tanah peninggalan dari ayahnya yang biasa ditanami padi dan kacang tanah. Dari kegiatan bertani ini, biasanya Mustafa mendapatkan penghasilan sekitar Rp70.000,00 s/d Rp100.000,00 per bulannya.
Selama 30 tahun dia mengabdi sebagai guru ngaji di madrasah diniyah yang berada di samping tempat tinggal saya.
Madrasah itu dibangun oleh ayahnya pada tahun 1984 dengan dibantu swadaya oleh masyarakat sekitar.
Tentu setiap hari juga ada juga guru-guru ngaji lain yang turut membantu.
BACA JUGA:Baim Wong Beberkan Kronologi Paula Verhouven Selingkuh, Sempat Minta Izin Umrah
“Sejak awal memegang tanggung jawab ini, saya selalu menanamkan niat di dalam hati bahwa apa yang saya lakukan untuk madrasah, yaitu mengajar di jalan Allah, adalah salah satu bentuk ibadah sehingga tidak terlalu mengharapkan imbalan duniawi. Bisa pergi umrah menjadi mimpi saya sejak dulu. Namun saya juga menyadari dengan keadaan ekonomi keluarga saat ini, mimpi tersebut sepertinya mustahil. Setiap hari saya hanya bisa berdoa, memohon kepada Allah SWT agar suatu saat saya mendapatkan ijin dariNya untuk bisa pergi ke tanah suci,” tutur Mustafa.
Sebanyak 30 orang dari berbagai daerah dan berbagai latar belakang profesi, terpilih untuk berangkat umrah bersama J99 Foundation melalui program #NazarKehamilan Shandy Purnamasari.