JAKARTA, DISWAY.ID - Pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang nomor urut 01, Faldo Maldini-Fadhlin Akbar menyoroti masalah yang terjadi di kota Tangerang.
Hal itu disampaikan mereka dalam closing statement yang membuat haru, saat debat perdana Pilwakot Tangerang 2024.
Awalnya, Faldo menyinggung Kota Tangerang yang memiliki letak geografis cukup strategis. Namun, tidak memaksimalkan potensi tersebut dengan baik.
BACA JUGA:Faldo Maldini Ingin Sungai Cisadane Ikon Kota Tangerang dan Dikenal Hingga Internasional
Sangat disayangkan. Sebab, Kota Benteng ini dekat dengan Jakarta. Tetapi proses pengembangannya dirasanya stagnan. Tidak seperti di kota-kota lainnya.
"Ada satu kota dekat dengan Jakarta, punya bandara, punya seribu pabrik, punya APBD yang cukup besar, potensi yang cukup luas, tapi tingkat penganggurannya, tingkat kemiskinannya, masih lumayan besar, di manakah itu? ya di Kota Tangerang," ujar Faldo di Hotel Bidakara, Rabu malam, 23 Oktober 2024.
BACA JUGA:Faldo-Fadhlin Beberkan Rencana Wujudkan Pariwista di Sungai Cisadane Tangerang
Dahulu kala, kata Faldo, Tangerang merupakan sebuah titik kecil di peta. Kota yang melindungi Batavia dari serangan musuh, sekarang Tangerang menjadi kota industri dan kota jasa.
"Tentunya bisa dibayangkan memiliki gerbang internasional se-Indonesia ada di Kota Tangerang. Lalu kami berdua berpikir, dengan segala potensinya, kenapa kota ini tidak bisa menjadi motor ekonomi Indonesia," tuturnya.
"Kenapa Tangerang tidak bisa seperti Surabaya, tidak bisa menjadi pusat manufaktur yang ada, sedangkan kita punya industrinya, sistem transportasi publik yang baik, kenapa tidak bisa," sambungnya membuat penonton terdiam untuk bersorak.
Tak berhenti di situ, Faldo menyebut Kota Tangerang berjalan seperti autopilot. Jalan sendiri menuju titik koordinat yang tidak diketahui.
BACA JUGA:Faldo-Fadhlin Optimis Jelang Debat Pilwalkot Tangerang 2024
Hal tersebut diungkapkannya berdasarkan temuan atau ketika dirinya dengan Fadhlin Akbar belanja masalah, menyerap aspirasi dari masyarakat.
Banyak warga yang mengeluhkan soal kehadiran pemerintah. Mereka hanya butuh didengar, dan pemerintah sebelumnya dirasa tidak ada di tengah masyarakat.