JAKARTA, DISWAY.ID-- Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil atau RK menanggapi hasil dua survei yang menunjukkan perbedaan signifikan dalam elektabilitasnya.
Mantan Walikota Bandung menyatakan bahwa survei tidak dapat dijadikan sebagai penentu takdir.
BACA JUGA:Survey Isran Noor – Hadi Mulyadi Ungguli Rudy Mas’ud – Seno Aji di Pilkada Kaltim 2024
"Survei itu bukan penentu takdir, justru ada puluhan lembar yang kita baca, oh disukai oleh golongan usia tertentu, pendidikan tertentu, isu isu apa yang dianggap mereka," kata Ridwan Kamil kepada wartawan, Jumat, 25 Oktober 2024.
Ia menekankan pentingnya memahami konteks dari survei tersebut, termasuk demografi responden dan isu-isu yang dianggap penting oleh masyarakat.
"Jadi mau baik mau buruk, bagi saya adalah evaluasi aja," ucapnya.
Menurut mantan Gubernur Jawa Barat ini, ketidakpastian mengenai perbedaan hasil survei ini disebabkan oleh variabel yang berbeda dalam pemilihan responden.
BACA JUGA:Survey Tren Pernikahan 2024, Gen Z Masih Minat Padukan Konsep Budaya Tradisional dan Modern
"Saya juga gak ngerti karena saya bukan ahli survei, saya hanya konsumen dari membaca hasilnya seperti kawan kawan media juga, tanyanya ke ahlinya kira-kira begitu ya," ungkapnya.
Bisa mungkin karena beda orang yang di survei, saya juga kan gak tau yah objeknya kan Lain-lain. Tapi saya kira itu aja jawabannya adalah, survei adalah alat untuk mengevaluasi diri," lanjut Ridwan Kamil.
Diketahui, Lembaga Survei Poltracking Indonesia merilis hasil survei mengenai respons masyarakat Jakarta tentang calon gubernur-calon wakil gubernur Jakarta di debat perdana.
Paslon nomor urut 1 Ridwan Kamil dan Suswono mendapatkan elektabilitas 51,6 persen. Kemudian pasangan nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana elektabilitasnya 3,9 persen. Pramono Anung-Rano Karno elektabilitasnya 36,4 persen.