JAKARTA, DISWAY.ID -- Sejumlah bandara dan penerbangan di sekitar wilayah erupsi Gunung Lewotobi masih terbatas.
Hal ini disebabkan karena abu vulkanik erupsi Gubung Lewotobi Laki-Laki, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih menyebar dan membatasi ruang gerak pesawat di udara.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan Budi Rahardjo menjelaskan, masih ada tiga bandara yang belum beroperasi, seperti Bandara Frans Sales Lega Ruteng, Bandara H. Hasan Aroeboesman Ende, serta Bandara Frans Seda Maumere.
BACA JUGA:30 Link Pengumuman Hasil SKD CPNS 2024 di Berbagai Instansi, Bisa Diakses Mulai 17 November
BACA JUGA: KPK Tetapkan Pejabat BPK Sebagai Tersangka Kasus Suap Jalur Kereta
Sementara, untuk bandara yang sudah beroperasi adalah andara Sultan Muhammad Kaharuddin Sumbawa, Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Bandara Komodo Labuan Bajo.
Bandar Udara Soa Bajawa, Bandara Gewayantana Larantuka, Wunopito Lembata, Bandar Udara Lede Kalumbang Tambolaka, Bandara Waingapu, serta Bandara Tardamu Sabu.
“Di Bandara Komodo Labuan Bajo, misalnya, terdapat pembatalan 2 (dua) penerbangan domestik dan di Bandara Soa Bajawa terdapat 4 (empat) pembatalan penerbangan domestik,” ujar Budi dalam keterangannya pada Sabtu, 16 November 2024.
Budi menjelaskan untuk penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai dan Bandara Lombok mulai berlangsung normal.
Sebelumnya, sejumlah layanan penerbangan dari beberapa maskapai sempat mengalami pernundaan dan pembatalan akibat terdampaknya ruang udara oleh erupsi abu vulkanik dari Gunung Lewotobi.
BACA JUGA:Final Mekaarpreneur, PNM Siapkan Nasabah Terbaik Terjun di Pasar Digital
BACA JUGA:Kemenperin Tekankan Kemitraan Jadi Kunci Perluas Pasar dan Dongkrak Bisnis IKM
Meski demikian, masyarakat diimbau tetap memperhatikan status penerbangan.
“Masyarakat harus selalu memperhatikan status penerbangan karena operasional bandara masih menyesuaikan situasi abu vulkanik yang bisa berubah sewaktu-waktu,” sebut Budi.
Dalam hal ini, untuk kondisi pelayaran terpantau aman. Kondisi jarak pandang, gelombang, angin, serta arus laut terpantau aman untuk pelayaran.