RIDO dan Tantangan Jakarta, Menjawab Kritik atas Program Inovatif

Sabtu 23-11-2024,20:05 WIB
Reporter : Khomsurijal W
Editor : Khomsurijal W

Menurut Mulya, tawuran sering kali dipicu oleh kondisi sosial-ekonomi anak muda yang belum sepenuhnya diberdayakan.

"Anak-anak muda ini punya banyak waktu, energi, dan kemampuan, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk bekerja secara penuh atau mendapatkan penghasilan yang cukup. Ini membuat mereka frustrasi dan berisiko terjebak dalam aktivitas negatif seperti tawuran," jelas Mulya Amri.

Mulya menjelaskan bahwa banyak anak muda di Jakarta yang tidak memiliki pekerjaan tetap atau pekerjaan yang hanya memberikan jam kerja paruh waktu. Meskipun mereka memiliki potensi dan semangat tinggi, mereka kesulitan untuk menemukan kesempatan ekonomi yang layak.

“Mereka tidak punya cukup pendapatan, tapi mereka punya banyak waktu dan energi. Frustrasi akibat ketidakmampuan ekonomi seringkali mengarah pada perilaku negatif, seperti tawuran,” tambahnya.

Menurutnya, situasi ini menunjukkan pentingnya memberikan anak-anak muda kesempatan untuk berkembang dan beraktivitas secara positif. Mereka butuh kegiatan yang tidak hanya mengisi waktu luang, tetapi juga memberikan rasa pencapaian dan kepuasan.

Salah satu cara untuk mencapainya, menurut pasangan Ridwan Kamil-Suswono, adalah melalui penyelenggaraan festival.

Konsep festival yang diajukan oleh pasangan Ridwan Kamil-Suswono bukan hanya tentang hiburan, tetapi lebih kepada menciptakan peluang untuk anak muda dalam menyalurkan energi mereka ke hal-hal yang produktif.

Mulya Amri menjelaskan bahwa dengan adanya festival, anak-anak muda bisa sibuk dengan kegiatan yang bermanfaat, sambil mengembangkan keterampilan dan potensi yang dapat membuka peluang ekonomi baru.

“Festival memberikan mereka ruang untuk berkreasi dan bekerja sama dalam menyelenggarakan suatu acara yang melibatkan banyak pihak. Ini bukan hanya soal hiburan, tetapi juga kesempatan untuk menciptakan kegiatan yang bisa memberi dampak ekonomi, seperti membuka peluang usaha atau pekerjaan sementara untuk para pelaku festival,” ujar Mulya.

“Selama ini, banyak anak muda yang ingin menyelenggarakan festival, tetapi terkendala oleh masalah modal. Dengan adanya program dukungan dari pemerintah, mereka dapat memiliki akses untuk melaksanakan ide-ide kreatif mereka, sekaligus mengurangi potensi tawuran yang seringkali muncul akibat ketidakstabilan ekonomi dan sosial,”  Mulya menambahkan. 

Ambisi Besar 1 Juta Lapangan Kerja untuk Jakarta

Dalam dunia politik, ambisi besar sering kali dipandang sebagai tantangan yang berat, namun juga sebagai tanda visi yang jauh ke depan. Kritikan tentang program Satu Juta Lapangan Kerja sering dinilai tidak mungkin bisa dilakukan, dan tidak dilandasi oleh hitungan matematis yang tepat.

Salah satu janji ambisius yang diusung oleh pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil dan Suswono, adalah menciptakan satu juta lapangan kerja dalam lima tahun masa jabatan.

Menurut Mulya, meski ambisius, program tersebut sangat mungkin tercapai jika didukung dengan kerja keras dan strategi yang tepat.

Ia menegaskan bahwa memiliki ambisi besar dalam menjalankan pemerintahan bukanlah hal yang salah. Bahkan, ia menganggap bahwa seorang pemimpin harus memiliki ambisi untuk membuat perubahan yang signifikan.

"Ambisi itu bukanlah sesuatu yang harus dipandang negatif. Pemimpin seperti Pak Prabowo juga memiliki ambisi besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga mencapai 8%, dan banyak orang menganggap itu ambisius. Tapi, apakah itu tidak bisa tercapai? Tentunya bisa tercapai dengan kerja keras," jelas Mulya.

Kategori :