Situasi ini menjadi sorotan pasangan Ridwan Kamil-Suswono, yang mengusung program Mobil Curhat sebagai salah satu solusi inovatif untuk menghadapi tantangan ini. Namun, program ini menuai cemoohan, terutama di ruang media sosial. Bagi banyak netizen, mobil curhat ini tidak menyelesaikan soal utama di masyarakat yang membuat angka stress sangat tinggi.
Mulya Amri, juru bicara pasangan Ridwan Kamil-Suswono, menegaskan pentingnya memahami akar masalah kesehatan mental di kalangan remaja. “Generasi muda kita menghadapi banyak tekanan, mulai dari akademik hingga sosial, yang jika tidak ditangani bisa berdampak buruk. Masalah kesehatan mental ini memerlukan empati dan perhatian, terutama dari generasi yang lebih senior,” ungkap Mulya.
Ia menyoroti bahwa dampak kesehatan mental yang tidak tertangani bisa sangat luas, mulai dari penurunan prestasi akademik hingga isolasi sosial. Lebih parahnya, masalah ini dapat menyebabkan gangguan fisik, penurunan energi, hingga peningkatan risiko bunuh diri. “Jika terus dibiarkan, masalah kesehatan mental tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga menjadi beban ekonomi bagi keluarga dan masyarakat. Produktivitas menurun, ekonomi keluarga terganggu, dan hal ini merugikan kita semua,” tambahnya.
Pasangan Ridwan Kamil-Suswono percaya bahwa kesehatan mental adalah isu yang harus diatasi secara serius. Untuk itu, mereka menawarkan program Mobil Curhat, sebuah layanan yang menyediakan akses langsung ke psikolog atau psikiater.
“Bagi masyarakat mampu, mereka bisa dengan mudah mencari bantuan profesional untuk anak-anaknya. Tapi bagaimana dengan masyarakat kurang mampu? Mobil Curhat hadir sebagai solusi, memberikan akses layanan kesehatan mental bagi mereka yang selama ini tidak terjangkau,” jelas Mulya.
Program ini dirancang tidak hanya untuk memberikan konseling, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental. Melalui pendekatan ini, mereka berharap dapat menghapus stigma yang masih sering melekat pada isu kesehatan mental di Indonesia.
Inisiatif mobil curhat telah berjalan sejak 20 Oktober 2024 dan hadir di 13 titik di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara. Hingga awal November 2024, tercatat lebih dari 3.000 warga Jakarta yang telah mengakses layanan mobil curhat.
Berdasarkan data pelaksanaan program, masalah yang jadi curahan hati warga sangat beragam. Topik curhat terbanyak adalah masalah ekonomi, disusul masalah keluarga seperti hubungan suami-istri.